Sabtu, September 26, 2009

Satellite Radio


Selama ini radio sudah umum dikenal orang, bahkan bagi beberapa orang radio telah menjadi bagian dari kehidupan mereka yang tidak terlepaskan. Radio, sebagaimana didefinisikan secara umum, adalah teknologi yang membolehkan pengiriman sinyal oleh modulasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat melalui udara dan tidak memerlukan medium untuk menghantarkannya. Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam paper-nya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik. Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia mendapatkan gangguan ke telepon buatannya. Orang yang pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen adalah Heinrich Rudolf Hertz , antara tahun1886 dan 1888.
Radio sempat sarana komunikasi yang cepat, murah, personal dan interaktif. Radio juga dikenal sebagai sarana untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Hampir seluruh masyarakat memiliki stasiun radio favoritnya sendiri. Keterbatasan radio adalah radio hanya memiliki jangkauan pancaran siaran yang pendek. Dalam era global seperti sekarang ini, hal itu menjadi kontradiktif. Sungguhlah disayangkan jika kita tidak dapat mendengarkan stasiun radio kesayangan kita apabila kita berada jauh di luar kota atau bahkan di luar negeri. Meski gaya hidup global, selera lokal tidak dapat dihilangkan begitu saja. Memang, ada gelombang pendek yang bisa memperluas cakupan gelombang yang dipancarkan. Akan tetapi, kualitas suaranya tidak dapat dijamin. Perkembangan teknologi radio dimulai dari radio AM yang kemudian berganti menjadi radio FM, yang menghasilkan kualitas audio lebih baik dari radio AM. Setelah 20 tahun berlalu, atau setelah 40 tahun digunakannya FM di dunia, tidak tampak lagi perubahan mendasar pada teknologi broadcast.
Kendati demikian radio FM memiliki kelemahan mendasar, yaitu daya jangkauan siaran yang pendek. Radio tersebut umumnya hanya dapat dinikmati secara lokal saja, tergantung jangkauan pemancar. Terlebih lagi, saat ini, sangat sulit mencari celah gelombang FM yang tersisa bagi radio baru.
Karena beberapa masalah tersebut, tentu saja ada upaya untuk menanggulanginya. Untuk memperluas cakupan siaran radio tersebut mereka harus membuat setinggi mungkin menara antena pemancar radio. Upaya ini mempunyai keuntungan, yaitu menara tersebut bisa dijadikan landmark bagi daerah tersebut. Tetapi untuk mendirikan menara setinggi itu memiliki kendala. Selain mahal, juga tidak bisa dibuat setinggi mungkin (ratusan meter) karena hal tersebut memerlukan kabel penghubung antara antena dengan pemancar yang lebih panjang sehingga dapat mengurangi daya transmisi. Menara pemancar radio juga tidak mungkin ditempatkan di daerah dataran tinggi, gunung misalnya. Tetap saja daya pancarnya masih terbatas.
Akhirnya terdapat media baru yang memiliki cakupan ke seluruh permukaan bumi. Media tersebut adalah internet. Untuk mendengarkan radio melalui internet mempunya beberapa syarat. Kita harus memiliki jaringan telepon dan piranti lunak (software) untuk menjalankan content audio, seperti Real Player. Beberapa stasiun radio beramai-ramai membuka situs dan bahkan melakukan siaran langsung.
Di Indonesia radio yang siaran langsung melalui internet adalah HardRock 87.6 FM Jakarta, Sonora 100.9 FM Jakarta, Prambors Rasisionia 102.3 FM Jakarta, Ardan 105.8 FM Bandung, OZ 103 FM Bandung, Mercury 96 FM Surabaya, Salvatore 97.75 FM Surabaya, SFM 104.75 FM Surabaya, RCTFM 100.9 FM Semarang dan lain-lain.
Mendengarkan radio melalui internet juga memiliki masalah yaitu kualitas suara yang tidak dapat konstan, karena tergantung oleh saluran telepon yang digunakan. Alternatif terakhir untuk saat ini adalah menggunakan satelit yang kedudukannya bisa diatur hingga memiliki peta cakupan yang paling ideal berdasarkan koordinat penempatan yang diberikan. Hampir sebagian bola dunia bisa dicakup, paling tidak mencakup daerah yang sangat luas dibandingkan gedung maupun gunung tertinggi sekalipun. Boleh dikata, di mana pun berada, baik di tengah-tengah samudera, di kegelapan hutan belantara, di puncak gunung yang terpencil hampir tidak ada masalah lagi. Memang masih ada kendala, yakni radio penerimanya (receiver) harus cukup sensitif. Selain itu biaya infrastrukturnya juga sangat mahal. Akan tetapi kualitas suara tidak diragukan lagi. Pionir untuk radio satelit ini dapat disebut WorldSpace (www.worldspace.com). Siaran radio satelit ini bertumpu pada teknologi digital dan satelit berkekuatan besar.

Sejarah Perkembangan Radio Satelit
Sejak ditemukannya teknologi internet yang memiliki informasi dan komunikasi tidak berbatas di seluruh dunia, berkembang pulalah teknologi radio yang memiliki jangkauan luas. Dengan memanfaatkan teknologi internet, pada tahun 1992 di Amerika Serikat, FCC (Federal Communications Commission) yang merupakan badan pengatur telekomunikasi di AS mengalokasikan sebuah spektrum di band frekuensi "S" (sekitar 2,3 GHz) untuk siaran radio nasional berbasis satelit dengan menggunakan audio digital (digital audio radio service/DARS). Hanya ada empat perusahaan yang mengajukan diri untuk mendapat izin siaran. Tahun 1997, FCC memberi izin kepada: CD Radio (yang berganti nama menjadi Sirius Satellite Radio) dan American Mobile Radio (yang berganti nama menjadi XM Satellite Radio). Masing-masing membayar lebih dari 80 juta dollar AS untuk menggunakan band atau pita frekuensi yang tersedia. Ternyata, hanya XM Radio-lah yang dapat melanjutkan bisnisnya dan mulai siaran secara nasional pada 25 September 2001. Sementara Sirius belum mampu menindaklanjuti, dengan gencar XM Radio menawarkan aneka program dan penerimaan audio berkualitas tinggi bagi penggemar home audio dan car audio. Dari pusat siaran (broadcast centre) di Washington DC yang mempunyai 82 studio digital, XM Radio memancarkan 101 saluran yang berisi program acara: musik, berita, wawancara atau talk show, olahraga, komedi, dan acara anak-anak. Ke-101 saluran itu dipancarkan bersama-sama ke satelit. Para pelanggan dapat menerima langsung dari satelit atau melalui stasiun pengulang (repeater) yang ada.
Karena menggunakan satelit, cakupan area yang dihasilkannya menjadi lebih luas daripada yang dicapai stasiun radio konvensional. Hasilnya, pendengar radio yang sedang melakukan perjalanan dari suatu kota ke kota lain di AS tidak perlu lagi pindah saluran ke stasiun radio yang berbeda. Cukup sekali tune saluran radio satelit dan setelah itu tidak perlu diubah lagi.
Radio satelit berfungsi di mana ada garis pandang antara antena dengan satelit, tanpa rintangan besar, seperti gedung. Pendengar radio ini dapat mengikuti saluran tunggal tanpa melihat lokasi jangkauan. Karena teknologi ini membutuhkan akses ke satelit komersial untuk penyebaran sinyal, jasa radio satelit menjadi sebuah bisnis komersial. Radio satelit menawarkan sebuah paket saluran dan harus berlangganan untuk dapat mengakses saluran karena sinyalnya memiliki hak cipta dan tidak-cocok satu sama lain sehingga dibutuhkan perlatan khusus untuk dekoding dan pemutaran. Sekarang ini, penyedia radio satelit yang utama adalah WorldSpace, XM radio, dan Sirius. Mereka menawarkan saluran berita, cuaca, olahraga, dan musik.
Untuk mencakup daratan Amerika Serikat ini XM Satellite Radio menggunakan dua satelit Hughes HS 702 dan Sirius menggunakan tiga satelit Loral., selain itu mereka juga masih menggunakan banyak pesawat radio pengulang (repeater) untuk bisa memberikan pelayanan yang sempurna. XM bahkan menggunakan sekitar 1500 repeater yang menjangkau 70 kota di Amerika Serikat. Dengan demikian perjalanan darat dari pantai timur ke barat dan sebaliknya dapat menikmati siaran dari sebuah stasiun kegemarannya tanpa ada perbedaan kualitas. Untuk dapat menerima siaran dari satelit ini memang membutuhkan ruang yang bebas bagi antena untuk bisa menangkap sinyal dari satelit geostasioner.
Sementara perusahaan WorldSpace, penyedia layanan multimedia dan penyebaran sinyal audio digital melalui satelit langsung yang bermarkas di Washington DC memberikan pelayanan global. Untuk melayani dunia perusahaan ini menyediakan tiga satelit, dua di antaranya sudah beroperasi, AfriStar (meluncur 1998) untuk kawasan Afrika dan Timur tengah, dan AsiaStar (Mei 2000) untuk kawasan Cina, dan negara dan kepulauan di kawasan ASEAN. Sedangkan satelit ketiga AmeriStar meluncur 2001 untuk kawasan Amerika Selatan dan Karibia.

Cara Kerja Radio Satelit
Radio satelit atau radio langganan adalah sebuah radio digital yang menerima sinyal yang disiarkan oleh satelit komunikasi, yang mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari sinyal radio biasa. Radio satelit berfungsi di tempat di mana ada garis pandang antara antena dengan satelit, dengan syarat tak ada rintangan besar, seperti terowongan atau gedung. Pendengar radio ini dapat mengikuti saluran tunggal tanpa melihat lokasi jangkauan.
Radio satelit adalah satu-satunya siaran radio yang menggunakan teknologi digital seutuhnya. Kelebihan-kelebihan sistem digital dengan berbagai teknologi pemrosesan dan perbaikan sinyalnya menyebabkan audio yang ditampilkan radio satelit akan setara dengan kualitas CD. Program-program radio satelit dapat diakses dari internet.
Prinsip radio satelit pada dasarnya sama dengan radio konvensional. Bedanya, pemancarnya di atas angkasa. Tentu untuk menghubungkan sinyal tidak menggunakan kabel. Paket siaran itu oleh masing-masing broadcaster ditembakkan ( uplink ) ke satelit dari sembarang tempat, asal masih masuk dalam daerah kekuasaan (cakupan pemancar) satelit. Sinyal digital yang terkodekan secara khusus itu dikirim melalui piringan satelit kecil (small satellite dish) pada frekuensi 7025 – 7075 MHz. Laju data dapat dipilih dari 16 KB/detik (monophonic AM broadcast) hingga 128 KB/detik (sebanding dengan CD stereo).
Di satelit, sinyal itu didekode oleh peralatan yang ada dan ditembakkan kembali ke Bumi pada frekuensi L-Band 1452 – 1492 MHz. Tergantung kontrak dengan stasiun radio satelit apakah sinyal itu ditransmisikan ke satu, dua, atau tiga pemancar sekaligus dalam sebuah satelit. Antena datar yang unik pada masing-masing pesawat penerima menerima sinyal itu. Antena ini dapat dilepas dan memiliki kabel yang cukup panjang untuk memperoleh posisi tangkap yang optimum. Posisi tersebut harus pas agar jelas. Pesawat penerima dapat dioperasikan dengan baterai atau listrik dengan memakai adaptor.
Di Bumi sendiri masing-masing satelit disokong oleh tiga peralatan utama: pusat pengoperasian regional; pusat telemetri, komando, dan ranging, serta pusat pemantauan sistem komunikasi. Masing-masing komponen berfungsi untuk memastikan bahwa sinyal digital yang terbaiklah yang diterima di dalam sistem.
Pada dasarnya, sinyal radio yang dipancarkan akan selalu mengalami redaman. Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin lemah pula sinyalnya sehingga mengurangi kualitas audio yang diterima. Penggunaan satelit berdaya tinggi dengan pancaran langsung ke bumi akan menghasilkan sinyal radio yang layak diterima oleh pesawat penerima.
Untuk dapat menerima siaran dari satelit, antena penerima dan satelit harus berada dalam kondisi line of sight (lurus, langsung tanpa halangan). Kondisi ini tidak akan tercapai jika penerima terletak di suatu lembah atau kota penuh gedung-gedung bertingkat. Untuk mengatasinya dipasanglah stasiun pengulang (repeater) yang berfungsi sebagai perantara satelit dengan penerima. Cara ini akan mengurangi daerah-daerah blankspot.
Untuk memaksimalkan keunggulan pemrosesan sinyal digital, kabel fiber optic dipasang di seluruh bagian pusat siaran (broadcast centre). Dibanding kabel tembaga, fiber optic sangat tahan terhadap interferensi frekuensi radio (radio frequency interference/RFI) dan dengung (hum) yang ditimbulkan oleh perangkat-perangkat listrik.
Selain itu, dengan daya pancar satelit yang kuat akan diperoleh rasio signal to noise (S/N) lebih besar dari 40 dB. Rasio S/N sebesar itu cukup untuk menghasilkan sinyal berkualitas tinggi yang tetap bersih. Untuk menambah kebersihan sinyalnya, radio satelit mempunyai dynamic range yang lebar.
Sebagai perbandingan, dynamic range radio AM adalah 30 dB, radio FM 50 dB, sedang radio satelit 90 dB. Dengan dynamic range yang lebar, suara musik orkestra yang juga mempunyai dynamic range lebar tidak perlu lagi dikompres menjadi sempit, sebagaimana yang dilakukan di radio AM dan FM. Akibatnya, suara orkestra yang kita dengar akan sebening suara aslinya.

Keunggulan Radio Satelit
• Radio satelit dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung cuaca, waktu, dan tempat. Hal ini disebabkan karena satelit memiliki ketinggian orbit yang cukup tinggi, yaitu sekitar 20.000 Km diatas permukaan bumi dan jumlah satelit relatif cukup banyak. Ini menyebabkan satelit dapat digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang sama dan pemakaiannya tidak bergantung pada batas-batas politik dan alam.
• Pengoperasian alat penerima sinyal satelit untuk penentuan posisi suatu titik relatif mudah dan mengeluarkan banyak tenaga dan waktu.
• Radio satelit menyiarkan 50 channel musik dan 50 channel berita, sport dan hiburan tanpa diselingi iklan.
• Kita akan menerima sinyal yang bersih dimanapun kita berada walaupun di tengah hutan, laut pun.
• Kualitas penerimaan audio sejernih CD, kemampuan penerimaan pada sistem mulimedia juga mengesankan.
• Kemampuan menarik data (download) sebesar 128 KB/detik (Kbps), dua kali lipat kemampuan maksimal pada saluran telepon biasa.
• Bagi pelanggan radio satelit bisa mendapatkan atau mendengarkan musik dalam waktu 24 jam nonstop.

Kelemahan Radio Satelit
• Infrastrukturnya mahal.
• Bila mendengarkan radio via internet kualitas suaranya tidak dapat konstan, karena tergantung oleh saluran telepon yang digunakan.
• Pesawat penerima (receiver) generasi saat ini belum di disain untuk penerimaan bergerak. Jadi, fasilitas ini belum bisa dinikmati sambil berkendaraan.
• Kendala yang muncul dalam penerimaan bergerak adalah terhalangnya sinyal oleh gedung yang tinggi, tempat parkir bawah tanah, tebing, atau pepohonan. Untuk menjaga agar penerimaan tidak putus, dibeberapa tempat (terutama di daerah perkotaan) dipasang stasiun pengulang (repeater).

Sumber
http://hanoempoenya.blog.friendster.com/2007/05/teknologi-radio-satelit/
http://www.geocities.com/nitya_1805/indonesia.htm
http://sepersekiandetik.multiply.com/journal
http://wulansroom.blogspot.com/2007/05/radio-satelit-era-baru-industri-radio.html
http://novi-unyil.blog.friendster.com/2007/06/tugas-ptk-perkembangan-radio-satelit/
http://adjie74.blogspot.com/2009/02/cara-kerja-radio-satelit.html

Semua sumber internet diatas diakses pada tanggal 9 September 2009 pukul 22:36

Communication Transactions in an Organization

Communication is dynamic process that involves interactive process between people. it serves as two-way communication that follows a back and forth pattern, the speaker sends message and receiver responses with meanings and goes back to speaker.



The Structure of Transactions

A transaction takes place when two or more people pay attention to each other and at the same time, or are "mutually and simultaneously taking one another into account".

Mutual Role Definition
This theory believes that transactions are characterised by the fact that people assume roles in relation to one another.

The Situation
This is the context in which an interpersonal situation occurs as a powerful guide in choosing which role is appropriate.

Yourself
Your role will spell out how you will dress up, how you will speak or be spoken to, what kind of duties and privileges and rights you may entitled to.

Rules
These are the set of guidelines that govern the establishment of role relationship.



Metacommunication

Metacommunication is relationship communication that performs two basic functions: interpretive and relational.

Essential Dimensions of Relational Level of Communication
Complementary Communication - is based on differences among the people in a relationship, and these differences are usually expressed in terms of dominance-submission or authority dimension.

Symmetrical Communication - this is based on similarities between people involved id a relationship who tend to mirror each other behaviours.

Intimacy - this refers to the level of closeness of people.



Transactional Incongruencies and Communication Problems

Sources of Role Conflict
Intrasender Conflict - this arises when you receive inconsistent directives from the same person on how to perform your job.

Intersender Conflict - when different people send you expectations which conflict with one another.

Role Overload - this is present when other people's expectations of you far exceed the amount of energy, time and skills you have to fill them.

Person-role Conflict - this occurs when you are expected to do things which are quite out of your own identity.

Rabu, September 23, 2009

Mizone's Problem Solving

PRODUCT INFORMATION
Company Profile
1973
PT AQUA Golden Mississippi didirikan sebagai pioner perusahaan air minum mineral pertama di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini Aqua memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia
1974
Produksi pertama AQUA diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950ml dari pabrik di Bekasi. Harga per botol adalah Rp. 75,-
1984
Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut.
1985
Pengembangan produk AQUA dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk AQUA menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
1993
Menyelenggarakan program AQUA Peduli (AQUA Cares), sebagai langkah pendauran ulang botol plastik AQUA menjadi materi plastik yang bisa dapat digunakan kembali.
1995
AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi., sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.
1998
Penyatuan AQUA dan grup DANONE pada tanggal 4 September 1998. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia.
2000
Bertepatan dengan pergantian milenium, AQUA meluncurkan produk berlabel Danone-AQUA.
2001
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Group.
AQUA menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.
2002
Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan AQUA sendiri yang terkena musibah tersebut. AQUA menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 - 2004] pada 1 Juni 2003. Perluasan kegiatan produksi AQUA Group ditindaklanjuti melalui peresmian pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP [System Application and Products for Data Processing] dan HRIS (Human Resources Information System)
2004
Peluncuran logo baru AQUA. AQUA menghadirkan kemurnian alam baik isi maupun penampilan luarnya. AQUA meluncurkan varian baru AQUA Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango. Peluncuran produk ini memperkuat posisi AQUA sebagai produsen minuman.
2005
DANONE membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27 September AQUA memproduksi MIZONE, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari DANONE. MIZONE hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit. Mizone sendiri merupakan produk yang sudah dikenal di New Zealand, Australia, dan China.
About Mizone
Mizone merupakan minuman isotonic bernutrisi yang diluncurkan oleh PT Tirta Investama selaku induk perusahaan dari PT Danone Aqua Mississippi. Mizone diluncurkan pertama kali di Surabaya pada tanggal 27 September 2005 dan hadir dalam dua rasa yaitu Orange Lime dan Passion Fruit.
Dasar pengembangan produk Mizone di Indonesia ialah karena Indonesia termasuk dalam Negara yang memiliki iklim tropis. Tinggal di daerah yang beriklim tropis dengan aktivitas sehari-hari yang padat, sangat berpotensi dalam menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Padahal, kehilangan cairan sebesar 2% saja dapat menurunkan konsentrasi dan stamina tubuh kita. Menjawab kebutuhan tersebut, MIZONE hadir di Indonesia sebagai sebuah inovasi baru dalam kategori minuman ISOTONIK.
Dengan kandungan HYDROMAXX nya Mizone dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan mudah. HYDROMAXX sendiri ialah formula khusus yang terkandung dalam Mizone yang terdiri atas bahan – bahan aktif, yaitu: Vitamin B1, B3, B6 and B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi energy; Vitamin E sebagai anti-oksidan, untuk membantu menjaga sel dalam tubuh dan Elektrolit untuk mengantikan mineral yang hilang melalui keringat.

Target Market Mizone
Target Market : Menyasar semua kalangan umur dengan kelas social ekonomi A – D+, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun.
Positioning : Mizone ialah “everyday restoration drink” yang mampu membantu memulihkan stamina dan konsentrasi akibat berkurangnya cairan tubuh.
Pesan : BE 100% WITH MIZONE
Jalur Distribusi : Memanfaatkan jalur distribusi Aqua yang penyebaran nya ke seluruh pelosok negeri sehingga Mizone lebih mudah didapatkan.

Strategi Pemasaran Minuman Isotonik Mizone
Marketing mix merupakan suatu alat marketing yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan marketing dalam pasar target. Mizone sebagai pendatang baru minuman isotonik menunjukkan eksistensinya dengan mengoptimalkan unsur 4 P marketing mix (Produk, Harga, Distribusi, Promosi) yang kompetitif . Launching produk pada saat yang tepat, variasi rasa yang disukai konsumen, harga yang terjangkau semua kalangan, ketersediaannya yang merata hampir di seluruh pelosok, serta strategi promosi yang edukatif dan kreatif mampu mereduksi pangsa pasar market leader minuman isotonik (Pocari Sweat) sebesar 30% dan menempati urutan kedua market share kategori minuman isotonik.
Kinerja
Masuk ke pasar pada September 2005, dalam tempo setahun Mizone berhasil menempati posisi kedua dalam perolehan pangsa pasar minuman isotonik. Agresivitas Mizone berhasil meningkatkan awareness sekaligus melesatkan penjualannya sampai akhirnya Mizone terjegal kasus tidak mencantumkan kandungan bahan pengawet pada labelnya menjelang akhir tahun 2006. Mizone juga berhasil membuat market leader bereaksi. Pocari Sweat pada semester II 2006 menggenjot pemasarannya dengan menggelontorkan bujet promosi lebih besar. Menurut Sarchard Poeradisastra, Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Indonesia, Mizone berhasil menggerogoti sekitar 30% pangsa pasar Pocari Sweat.

1. Produk (product)
Mizone yang diproduksi oleh Danone Aqua merupakan kategori minuman isotonik bernutrisi. Diluncurkan pertama kali pada 27 September 2005 di Surabaya dengan rasa orange lime yang menyegarkan, rasa passion fruit yang memanjakan selera, dan pada Juni 2008 meluncurkan varian baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional. Mengandung Hydromaxx yaitu : Vitamin B1, B3, B6, dan B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi energi, Vitamin C, sebagai antioksidan untuk menjaga kahidupan sel dalam tubuh, dan elektrolit untuk menggantikan mineral yang hilang akibat pengeluaran keringat. Bahan dasar Mizone menggunakan air mineral Aqua dan sari buah alami melalui proses kristalisasi. Mizone sendiri merupakan produk yang sudah terkenal di Australia, New Zealand, dan China. Tidak seperti kebanyakan pendatang baru di pasar isotonik yang bermain di kemasan kaleng, Mizone menjadi penantang pertama Pocari Sweat yang masuk dalam kemasan botol plastik PET berwarna biru. Keputusan yang cerdik karena dengan kemasan botol PET, Danone bisa membidik segmen konsumen yang lebih luas, yaitu konsumen air mineral dalam kemasan botol yang jumlahnya sangat besar. Resep sederhana bagi kesuksesan Mizone ialah: taste adaption + spreading + availability + affordable price.
2. Harga (Price)
Dari segi harga, Mizone sangat kompetitif sekitar Rp 2.500 untuk isi 500 mL, jika dibandingkan dengan isotonik dalam kemasan kaleng yang yang harganya sekitar Rp 3.300 untuk isi 330 ml.

3. Distribusi (Place)
Distribusi Mizone berorientasi nasional menggunakan jalur distribusi Aqua yang sangat luas, kuat di pasar tradisional (mudah dijumpai di warung dan toko-toko yang menjual produk Aqua). Sampai ada suatu istilah di kalangan distributor “di mana ada Aqua, disitu ada Mizone”. Kehadiran Mizone berhasil memanfaatkan distribusi Aqua yang sudah solid serta hubungan yang telah terbina baik dengan para distributor. Mizone sukses karena memiliki keunggulan value for money bagi pelanggan serta didukung tingkat ketersediaan yang sangat bagus. Di level distributor dan agen, Mizone melakukan penjualan secara bundling dengan Aqua.
4. Promosi (Promotion)
Target pasar Mizone adalah semua kalangan umur, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivtas yang dinamis. Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TV), radio, media cetak, dan media luar ruang. Belanja iklan Mizone sepanjang 2006 paling besar dibandingkan kompetitornya, yaitu sebesar 46,1 milyar. Pada Agustus 2006, Mizone mengadakan sampling road show di beberapa kota besar pada pusat keramaian. Mizone memasuki sekolah dengan membuat iklan dan pembuatan logo Mizone pada lapangan olahraga (lapangan basket) serta di white board SMA ternama di beberapa kota besar.
Momen puasa (November 2006) menjadi peluang Mizone dalam mempromosikan produknya. Mizone melakukan berbagai variasi program baik di radio, games pada pusat keramaian, dan 2 iklan komersial di TV. Program “It’s Mizone Time” pada beberapa stasiun radio di Jakarta, Surabaya dan Bandung yang menawarkan kuis yang menarik serta penerbitan buletin dengan tema yang unik bertajuk “Recharge your Body during Fasting Month” yang tersebar di beberapa supermarket/ mall, masjid, kampus, dan kantor memperkenalkan Mizone pada masyarakat luas.
Memasuki tahun 2008, strategi pemasaran Mizone diarahkan untuk mengomunikasikan benefit produk. Dari sisi kreatif, Mizone berusaha keluar dengan kampanye berupa testimonial yang disebut “Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu”. Konsumen dipiih secara acak untuk minum Mizone selama 8 hari. Kemudian, merekam aktivitas minimal 5 menit setiap hari setelah minum Mizone. Dari event itu, Mizone berhasil membuat 12 versi iklan dengan 3 konsumen berbeda. Langkah ini mampu meningkatkan interaktivitas dan customer engangement antara konsumen dengan Mizone. Memasuki Juni 2008, Mizone tetap fokus untuk mengomunikasikan benefit-nya. Kali ini, dengan menggunakan karakter animasi untuk memvisualisasikan tiga aspek benefit produknya: mibody (stamina), mimind (konsentrasi), dan mimood (semangat).
Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TVC), radio, media cetak, dan media luar ruang. Dilihat dari belanja iklannya, Mizone tergolong paling agresif dibanding produk istonik lainnya seperti Powerade dan ProSweat. Menurut data Nielsen Media Research, tahun 2006 Mizone membelanjakan bujet iklan sebesar Rp 46,099 miliar, sementara Powerade Rp 34,095 miliar, dan ProSweat Rp 20,521 miliar (ad spend tersebut dihitung berdasarkan rate card media, tidak termasuk diskon atau tarif paket). Nielsen Media mencatat pada 2008 belanja iklan produk ini mencapai Rp 105,5 miliar. Angka ini turun tipis dibanding belanja iklan di tahun 2007 sebesar Rp 119,3 miliar. Bandingkan dengan Pocari, yang tahun lalu hanya Rp 46,73 miliar, Vitazone Rp 29,14 miliar (turun dari tahun 2007 yang sebesar Rp 33,46 miliar), serta Powerade yang tahun 2008 belanja iklannya Rp 32,82 miliar (juga turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 53,86 miliar).



CASE STUDY
Penyerangan produk kompetitor terhadap Mizone karena tidak mencantumkan salah satu kandungan bahan pengawet (Natrium benzoat) dihadapi dengan langkah marketing yang strategis. Saat itu, beredar isu bahwa kandungan bahan pengawet dalam Mizone membahayakan kesehatan (menyebabkan penyakit lupus) . Sampai-sampai produk kompetitor menayangkan iklan yang berisi pernyataan “Minuman kesehatan kok mengandung bahan pengawet yang membahayakan kesehatan?”. Padahal tidak demikian kenyataannya. Kadar aman menurut Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 adalah natrium benzoat 600 mg/liter, dan kalium sorbat 1.000 mg/liter. Sementara kandungan kedua jenis bahan pengawet tersebut pada produk Mizone jauh di bawahnya, yaitu masing-masing 100 mg/liter. Jadi, sebenarnya tidak ada masalah dengan produk. Hanya pada labelnya yang kurang jelas sehingga produknya masih aman untuk dikonsumsi.



Upaya Mizone Menggapai Second Wind
Senin, 07 Juli 2008
Oleh : Taufik Hidayat
Akibat isu tak sedap, penjualan Mizone yang tengah meroket langsung terjungkal. Kini, Mizone berupaya bangkit kembali dengan lebih memberdayakan konsumennya. Sukseskah langkah yang ditempuhnya?
Menjelang tutup tahun 2006, tiba-tiba awan hitam menggelayut di PT Tirta Investama (TI). Perusahaan yang melegenda berkat kepeloporannya di kategori produk air minum dalam kemasan di Tanah Air ini dipaksa menarik produk yang belum lama mereka luncurkan, Mizone. Produk yang bermain di kategori minuman isotonik ini dianggap menyalahi aturan karena tidak mencantumkan salah satu bahan pengawet yang digunakannya pada label kemasan produknya.
Penarikan Mizone dari pasaran mengundang berbagai kontroversi. Ada yang menyebut bahwa isu tersebut sengaja dibesar-besarkan oleh kompetitornya. Maklumlah, sejak diluncurkan pada akhir 2005, penjualan Mizone terus meroket. Bahkan, produk ini juga berhasil menambah akselerasi pertumbuhan kategori minuman isotonik yang kala itu tengah mengalami pertumbuhan yang sangat baik.
Namun, terlepas dari berbagai kontroversi tersebut, Direktur Pemasaran Mizone, Danone Aqua TI, Yohanes Pauly, mengakui adanya faktor human error dalam pembuatan label pada kemasan Mizone. Dia menjelaskan, kadar aman menurut Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 adalah natrium benzoat 600 mg/liter, dan kalium sorbat 1.000 mg/liter. Sementara kandungan kedua jenis bahan pengawet tersebut pada produk Mizone jauh di bawahnya, yaitu masing-masing 100 mg/liter. “Jadi, sebenarnya tidak ada masalah dengan produk. Hanya pada labelnya yang kurang jelas. Tetapi, produknya dijamin aman untuk dikonsumsi,” ujar Pauly menegaskan.

Apa pun alasannya, nasi sudah menjadi bubur. TI harus melaksanakan kewajibannya menarik produk dari pasaran. Kendati dibutuhkan usaha luar biasa besar, karena distribusi produk ini sudah sangat meluas ke seluruh Indonesia, TI mencoba konsekuen. Tak sampai satu bulan, peredaran Mizone berhasil dihentikan.
Berhentikah Mizone beroperasi? Jelas tidak!. Menurut Pauly, sejak hadir di pasaran, Mizone menawarkan sesuatu yang baru. Produk ini merupakan minuman isotonik pertama yang memosisikan diri sebagai “everyday restoration drink”. “Produk ini memang bukan untuk pengobatan, tapi sangat baik untuk kesehatan, karena mengandung banyak vitamin,” ujarnya. Sehingga, Mizone tidak memosisikan dirinya sebagai produk farmasi. Ia pun sengaja menggunakan flavor buah sebagai varian rasa.
Menurut mantan manajer merek PT Unilever Indonesia ini, sebagai produk minuman isotonik yang datang belakangan, Mizone memang harus menawarkan sesuatu yang berbeda. Mengapa? ”Agar konsumen dengan cepat mengenalinya,” Pauly menandaskan. Maka, selain menawarkan rasa dalam produknya, Mizone juga tampil dengan kemasan yang berbeda, yaitu dengan menggunakan kemasan berwarna biru dengan bentuk yang inovatif. “Kami adalah yang pertama yang menggunakan kemasan warna biru,” ujarnya lagi.
Selain dari sisi kemasan, Mizone juga menawarkan harga jual terjangkau, yaitu Rp 2.500/botol. Pauly mengatakan, dengan harga sebesar itu, value Mizone menjadi lebih tinggi. Strategi harga ini memang sengaja diambil untuk memberikan pilihan yang lebih beragam kepada konsumen.
Dengan berbagai keunggulannya itu, penjualan Mizone langsung meroket. Pauly mengatakan, sejak kehadiran Mizone, pasar isotonik yang tumbuh secara gradual sejak 10 tahun lalu, mendadak menjadi 400%. Mizone sendiri langsung meraih pangsa pasar yang cukup besar. “Pada saat peluncurannya, Mizone menciptakan hasil sangat fenomenal,” ungkapnya tanpa bersedia merinci lebih lanjut.
Pauly menyebutkan, Mizone ingin terus menjadi leading brand yang tidak hanya memperbesar pasar isotonik, tapi juga menjadi inovatif brand dan tidak membatasi diri dalam kategori isotonik. “Kami ingin dilihat sebagai everyday restoration drink.”
Dia mengatakan, selain produk, faktor lain yang membuat Mizone dengan cepat diterima pasar adalah edukasi yang dilakukan TI. Setelah meluncurkan produk, TI sangat gencar menjalankan komunikasi lini atas, khususnya di televisi. Berdasarkan pantauan Nielsen Media Research, belanja iklan Mizone sepanjang 2006 tergolong yang terbesar di kategorinya, yaitu Rp 46,1 miliar.
Faktor lain, Mizone adalah produk Danone Aqua yang dikenal sangat kuat dalam hal distribusi. Hal ini, menurut Pauly, juga menjadi faktor penentu sehingga Mizone menjadi meteoric brand, karena sebagian besar distribusi Mizone disertakan bersama produk AMDK Aqua. “Distribusi yang dalam dan merata merupakan salah satu keuntungan yang kami miliki,” ujarnya.
Menurut pengamat pemasaran yang juga konsultan OctoBrand, Sumardy, total offering Mizone merupakan value-for-money product yang memiliki sisi kepraktisan dibandingkan produk isotonik yang ada saat ini. Dengan kemasan botol yang menawarkan volume lebih banyak dan juga praktis karena masih bisa dibawa kemana-mana tentunya memberikan nilai tambah bagi pelanggan “Selain itu, taste yang ditawarkan Mizone juga cukup friendly bagi pelanggan, cukup berbeda dengan taste yang dimiliki minuman isotonik lainnya,” ujarnya.

Sumardy berpendapat, salah satu faktor yang membuat Mizone dengan cepat meroket adalah produk ini masuk pada saat yang tepat. Pasar telah teredukasi dengan baik tentang produk-produk health drink sehingga tidak perlu menghabiskan biaya pemasaran terlalu banyak untuk mengedukasi pelanggan.
Sayang, ketika sedang mengalami pertumbuhan yang sangat fantastis, Mizone harus berhubungan dengan isu bahwa produk ini dapat menimbulkan penyakit lupus. Ini jelas pukulan telak bagi TI. Apalagi pada saat yang bersamaan, beberapa produk baru mulai masuk ke kategori minuman isotinik ini. Dan ini pun berdampak terhadap penjualan Mizone. “Memang saat itu kami mengalami penurunan penjualan,” ujar Pauly mengakui.

Tak mau tenggelam dalam masalah, Pauly mengatakan, guna menetralisasi pasar, TI pun menggelar berbagai aktivitas yang sifatnya mengedukasi pasar tentang kondisi yang sebenarnya terjadi pada Mizone. “Kami berusaha menyampaikan informasi yang benar,” ujarnya. Setelah itu, TI pun meluncurkan varian baru untuk melengkapi dua varian yang sudah meluncur sebelumnya. “Ini untuk membuktikan bahwa Mizone adalah brand yang tetap hidup, aktif dan inovatif.”
Sumardy menyebutkan, apa yang dialami Mizone sebenarnya juga dialami banyak produk lain. Indonesia adalah negara yang senang "menerima" rumor dengan cepat dan biasanya rumor itu lebih gampang tersebar, disukai media, dan dicintai pelanggan. Sehingga, rumor yang menimpa sebuah produk dengan gampang menjadi berita yang berkembang tanpa diketahui tingkat kebenarannya “Jadi, sebenarnya bukan kesalahan Mizone, tapi merupakan faktor makro dari industri dan pasar yang memang di luar kendali brand yang bersangkutan yang pada akhirnya dapat memengaruhi image merek yang sedang diisukan,” katanya.

Yang dialami Mizone, menurut Sumardy, jauh lebih ringan, karena pada dasarnya produk ini tidak bermasalah. Hanya saja, karena rumor sudah berkembang, memang sulit dihentikan. “Bad news is good news,” ujarnya.
Dia mengatakan, langkah recovery yang dilakukan Mizone sudah cukup bagus dengan langsung menarik produk dan menggantinya dengan produk yang telah direvisi. Dengan kata lain, Mizone tidak membiarkan produknya kosong di pasar dan tetap mempertahankan availability dan juga terlihat menghindari perdebatan. “Memang seharusnya isu tersebut tidak terus dilawan, karena akan semakin berkembang.”
Ungkapan Sumardy boleh jadi benar. Pasalnya, jika kontroversi ini terus berlanjut, isu pun akan semakin kencang berembus. Hal ini seperti disadari betul oleh TI. Karena itu, TI tidak memberikan perlawanan berarti ketika isu tersebut berembus kuat. Bahkan, ketika ada pemain lain yang mengambil keuntungan dari kejadian tersebut, TI pun tidak bereaksi berlebihan.

Terbukti, kepercayaan konsumen terhadap Mizone tidak sepenuhnya luntur. Walau sempat mengalami masa sulit, dengan cepat Mizone bisa melakukan recovery. “Awalnya, sempat ragu juga untuk minum Mizone lagi, tapi ternyata memang tidak ada masalah dengan produknya,” ujar Ronny, konsumen yang mengaku sangat menyukai rasa lemon yang ditawarkan Mizone.
Ronny menuturkan, selain rasa, harga yang ditawarkan Mizone juga menjadi salah satu pertimbangannya memilih produk ini. Pasalnya, harga jual Mizone terpaut cukup signifikan dengan produk pesaingnya.
Selesai dengan permasalahan isu bahan pengawet, TI kembali menambah akselerasi Mizone. Pauly mengatakan, memasuki tahun 2008, strategi pemasaran Mizone diarahkan untuk mengomunikasikan benefit produk. Dari sisi kreatif, Mizone berusaha keluar dengan kampanye berupa testimonial yang disebut Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu. Lewat kampanye ini, Mizone menantang semua target pasarnya untuk minum Mizone selama 8 hari dan merasakan manfaat menjadi 100% kamu.
Berbeda dari iklan testimonial lainnya, TI berinovasi dengan memberikan kamera video kepada konsumen yang terjaring secara acak. Mereka diminta merekam apa yang mereka rasakan setelah minum Mizone selama 8 hari. “Setiap hari mereka diminta merekam selama lima menit, kapan pun di mana pun,” ujar Pauly.
Hasil rekaman tersebutlah yang kemudian dijadikan sebagai materi iklan yang ditayangkan di televisi. Lewat program ini, TI berhasil membuat 12 versi iklan dari tiga konsumen yang berbeda. “Dari sudut pandang periklanan, mungkin iklan tersebut jelek, karena banyak rekaman yang goyang. Tapi kami melihat unsur orisinalitasnya. Itu realitas yang ada pada konsumen.”

Menurut Sumardy, aktivitas ini tergolong kreatif dan penuh terobosan. Ini merupakan usaha Mizone untuk menutupi kelemahan yang sering dialami sebuah iklan di mana konsumen hanya bersifat pasif dan tidak terjadi interaktivitas. Iklan testimoni akan lebih meningkatkan kredibilitas produk dan interaktivitas dengan pelanggan. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap iklan dan kelebihan yang ditawarkan Mizone. “Ini lebih merupakan bagian untuk meningkatkan consumer engagement dengan brand karena pelanggan terlibat dalam proses penceritaan iklan Mizone,” ujarnya.

Selain iklan testimonial, Mizone juga rajin menggelar aktivasi di berbagai pusat keramaian. Caranya, dengan mengajak konsumen mengecek apakah mereka sudah jadi 100% dari diri mereka sendiri, yaitu dengan menggunakan game yang memang dibuat secara khusus. “Kami berusaha menerapkan 360 degrees integrated marketing activities untuk Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu,” kata Pauly.
Tak berhenti sampai di situ, TI pun merombak struktur organisasinya. Pauly yang awalnya menduduki posisi Direktur Pemasaran-Pengembangan Produk Baru ditugaskan sebagai Direktur Pemasaran Mizone. Ini tak lain agar ia lebih fokus untuk mengembangkan merek ini, karena dianggap punya potensi yang sangat besar.
Langkah ini tergolong tepat. Pertumbuhan penjualan Mizone telah kembali ke jalur yang benar. Bahkan, Pauly mengklaim penjualan Mizone sejak beberapa bulan lalu jauh lebih baik ketimbang sebelum beredar isu bahan pengawet. “Kategori ini terus tumbuh. Dan kami berhasil meraih pertumbuhan jauh di atas pertumbuhan kategori,” ujanya tanpa bersedia berbicara soal angka.
Pauly mengatakan, pihaknya banyak belajar dari konsumen, baik melalui riset konsumen maupun testimoni. Memasuki Juni 2008, Mizone tetap fokus untuk mengomunikasikan benefit-nya. Kali ini, dengan menggunakan karakter animasi buat memvisualkan tiga aspek benefit produknya: mibody (stamina), mimind (konsentrasi), dan mimood (semangat). “Tiga benefit tersebut merupakan apa yang dirasakan konsumen dari produk ini, sesuai dengan hasil riset yang kami lakukan,” ungkapnya.



Mizone Ditarik, Tapi Aman Dikonsumsi
Jakarta, KCM - PT Tirta Investama tetap menarik minuman isotonik Mizone dari pasaran karena kekuranglengkapan informasi pada label kemasan. Namun konsumen tak perlu cemas, karena minuman ini tetap aman dikonsumsi.
Dalam keterangan kepada pers di sebuah hotel Jakarta, Rabu (6/12), PT Tirta Investama melalui Marketing Director, Didi Nugrahadi menyesalkan terjadinya kesalahan prosedur dalam pencantuman nama bahan pengawet pada label kemasan minuman isotonik tersebut.
PT Titra Investama juga membantah isu yang beredar luas di masyarakat bahwa produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit lupus. "Informasi yang menyatakan produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan adalah tak benar dan menyesatkan konsumen. Penarikan ini dilakukan karena adanya kesalahan dalam pencantuman label, di mana hanya tertera satu dari 2 nama bahan pengawet yang dipergunakan. Kami menyesalkan terjadinya misinformasi soal produk ini, tetapi kami tidak memiliki maksud-maksud tertentu apalagi untuk melakukan kebohongan publik," ungkap Didi Nugrahadi.
Didi mengakui, label kemasan Mizone memang hanya mencantumkan satu nama bahan pengawet, yakni Kalium Sorbat dengan konsentrasi 100 mg/liter. Sedangkan bahan pengawet lainnya, Natrium Benzoat (100 mg/liter), tidak terdapat pada label kemasan. "Kami saat ini tengah melakukan penelitian secara internal mengapa hal ini bisa terjadi. Prosesnya memang belum selesai, jadi kami tak bisa menjelaskannya sekarang. Namun yang pasti kami akan melakukannya dengan hati-hati," tambah Didi.
Label kemasan baru lebih lengkap
Didi menerangkan pula bahwa sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk Mizone tetap ditarik dari pasaran. Penarikan ini diharapkan akan tuntas pada 12 Desember mendatang. Selanjutnya, PT Titra Investama akan memasarkan Mizone dengan label kemasan baru yang lebih lengkap.
"Proses penarikan ini akan berjalan secara simultan. Kami saat ini memiliki 30 depo, 50 distributor dan sekitar 1 juta pengecer yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun konsumen tak perlu khawatir karena meskipun Mizone dengan label lama masih beredar, produk ini tetap aman dikonsumsi," katanya.
"Kami juga telah memperoleh persetujuan dari BPOM untuk pencantuman label yang baru. Mizone dengan kemasan baru sudah diproduksi dan dapat diperoleh konsumen paling lambat minggu depan," ungkapnya lagi.
Alami kerugian
Pemberitaan miring tentang Mizone memang sempat merebak dalam dua pekan terakhir. Informasi awal di antaranya disampaikan oleh KOMBET (Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet) yang menyatakan bahwa bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat berbahaya untuk digunakan dalam produk minuman isotonik.
Informasi ini menurut Didi bertolak belakang dengan keputusan BPOM yang sudah sejak lama menetapkan dua bahan pengawet ini sebagai zat yang aman untuk kesehatan melalui peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/IX/88.
Didi menerangkan pihaknya mengalami kerugian besar akibat beredarnya isu tersebut. Kerugian ini tidak hanya dialami oleh produsen namun juga di tingkat pengecer. "Banyak pihak yang dirugikan oleh isu tak benar ini. Namun kerugian terbesar buat kami adalah rusaknya nama baik Mizone. Penurunan angka penjualan pasti ada, tapi kami belum memiliki datanya. Kami mendapat informasi dari pedangan asongan, biasanya mereka bisa menjual hingga 3 dus sehari, kini hanya bisa menjual hingga setengahnya saja," terang Didi.



Mizone Ditarik dari Pasaran, Label Diganti
Jakarta - PT Tirta Investama selaku produsen minuman Mizone mengaku hanya mencantumkan 1 dari 2 bahan pengawet dalam label kemasaan. Produk Mizone pun akan ditarik dari pasaran. "Kita akan menarik produk kita sesuai dengan tenggang waktu yang disesuaikan BPOM. Kita akan ganti labelnya dan akan mencantumkan dua bahan pengawet di produk itu," kata Direktur Marketing PT Tirta Investama Didi Nugrahadi dalam jumpa pers di Hotel Shangri-La, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2006). Menurut dia, penarikan membutuhkan waktu lama. "Sebab kita punya 30 depo, 50 distributor dan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Jadi kalau misalkan masyarakat menemukan produk itu dengan label lama setelah tenggang waktu 12 Desember, diminum saja itu aman," ujarnya. Didi membantah bahan pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit lupus. "Tidak ada satu pun uji klinis yang membuktikan itu. Untuk kadar aman menurut Permenkes nomor 722/Menkes/IX/88 natrium benzoat 600 miligram per liter, dan kalium sorbat 1000 miligram per liter. Di produk kita natrium benzoat dan kalium sorbat masing-masing 100 miligram per liter," terang Didi. Dikatakan Didi, ada indikasi persaingan bisnis yang tidak sehat dengan munculnya iklan yang mengatakan dua jenis pengawet itu berbahaya. Namun Didi menolak merinci iklan yang dimaksudnya. Mizone merupakan salah satu minuman yang hanya mencantumkan 1 dari 2 bahan pengawet yang digunakan dalam produknya. Dalam label hanya dicantumkan bahan pengawet Kalium Sorbat. Padahal Mizone juga menggunakan bahan pengawet natrium benzoat. Mencium hal itu, BPOM meminta produk Mizone ditarik dari pasaran dalam tempo 2 minggu sejak 28 November hingga 12 Desember. Labelnya pun harus diganti.



Produk Mizone Mulai Ditarik dari Pasaran
JAKARTA--MIOL: Produsen Mizone mulai menarik produk minuman mereka dari pasaran untuk menggantinya dengan kemasan baru. Kemasan baru akan menyebutkan kandungan bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat dalam minuman itu.
Hal itu menyusul pernyataan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) yang menyebutkan produk minuman tersebut melanggar ketentuan pelabelan. Sebab, komposisi bahan kandungan yang tertera di label produk tidak sesuai dengan yang disebutkan saat mengajukan izin peredaran.
"Saat ini, pihak distributor dan pemasaran kami di seluruh Indonesia sudah melakukan hal ini (penarikan produk). Namun seandainya masih ditemui produk-produk minuman Mizone, kami jamin produk itu aman untuk dikonsumsi," kata Marketing Director PT Tirta Investama (produsen produk minuman Mizone) Didi Nugrahadi di Jakarta, Rabu (6/12).
Itu sesuai dengan surat edaran Badan POM yang menyebutkan, Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat merupakan bahan tambahan pengawet yang diizinkan digunakan dalam makanan dan minuman, serta aman dikonsumsi apabila digunakan sesuai dengan aturan penggunaan.
Didi melanjutkan, tidak dicantumkannya kandungan Natrium Benzoat pada kemasan lama bukan sebagai bentuk pembohongan publik dari produsen. Pihaknya pun menyesali dan akan melakukan penelitian secara intensif terkait tidak dicantumkannya kandungan itu dalam labelisasi kemasan lama.

Menyesatkan
Terkait dengan kandungan pada Mizone kemasan baru, Didi mengatakan tetap akan menggunakan kedua bahan pengawet tersebut. Sebab, pengujian Badan POM membuktikan bahwa kedua bahan pengawet itu aman untuk kesehatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 722/Menkes/IX/1988.
"Bahkan, kedua bahan pengawet tersebut telah digunakan secara luas dalam berbagai produk makanan dan minuman di Indonesia maupun mancanegara, sejak 50 tahun yang lalu," jelas Didi.
Karena itu, dia menyesali merebaknya informasi dan iklan yang menyesatkan masyarakat tentang bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat yang menyebutkan kandungan kedua bahan pengawet tersebut dapat membahayakan kesehatan.
Selain itu, pernyataan dan iklan tersebut tidak didukung dengan bukti ilmiah, yang mengklaim Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat adalah berbahaya dan menyebabkan penyakit lupus.
"Ini sama sekali tidak benar, tidak bertanggung jawab dan tidak didukung bukti-bukti ilmiah sehingga menyesatkan konsumen," ujar Didi.
Ia juga membantah adanya penarikan produk minuman Mizone karena produknya berbahaya. "Ini tidak benar, karena Badan POM meminta kepada kami untuk mengganti label kemasan lama dengan label kemasan baru."
Dari Bandung, Jawa Barat (Jabar), diberitakan, lima produk minuman ringan yang diminta Badan POM untuk ditarik dari pasaran, yaitu Mizone, Zporto, Jungle Juice, Mogu-Mogu, dan Zestea masih dijual bebas di sana.
"Masih banyak dijual bebas, dan belum terlihat produsen menarik lima merek minuman ringan itu. Seharusnya, produsen mulai bertahap menarik produknya, dan tidak harus menunggu batas akhir sepekan mendatang," kata Kepala Balai Besar POM Bandung, Djoko Sunarjo.
Sementara itu, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat, Hendri Hendarta, menjanjikan dalam dua hari ke depan seluruh produk lima merek minuman tidak akan ditemui lagi dijual di supermarket. Para pengusaha supermarket sudah berinisiatif untuk melakukannya sendiri.
"Seluruh produk akan dikembalikan ke produsen. Kita sudah sepakat, tidak menjual produk yang dilarang," tandasnya.



Langkah – langkah Yang Ditempuh Oleh Mizone Untuk Mengembalikan Image Produknya
Langkah recovery yang dilakukan Mizone cukup strategis dengan langsung menarik produk dan menggantinya dengan produk yang telah direvisi. Dengan kata lain, Mizone tidak membiarkan produknya kosong di pasar dan tetap mempertahankan availability dan juga terlihat menghindari perdebatan akibat munculnya isu yang tidak benar. Isu negatif yang melanda Mizone tidak terus dilawan, tapi disikapi dengan tindakan yang dapat mengembalikan trust konsumen. Komunikasi pemasaran yang dilakukan Mizone semakin gencar dengan memberi edukasi konsumen melalui media TV, koran, maupun sponsorship. Sehingga tahun 2006 Mizone membelanjakan 64,1 M (terbesar dibandingkan produk minuman isotonik lainnya saat itu) untuk kampanye produknya (Hidayat, 2008). Strategi yang dilakukan Mizone berhasil sehingga pada tahun yang sama dapat mengembalikan image produk pada jalur yang sesuai. Bahkan pada Juni 2008 Mizone meluncurkan varian baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional.. Selesai dengan isu bahan pengawet, pada tahun 2008, promosi Mizone diarahkan pada pendekatan interaktif terhadap konsumen melalui pogram “Tantangan Mizone jadi 100% Kamu” dan karakter animasi mibody (stamina), mimind (konsentrasi), dan mimood (semangat) yang mencerminkan sisi manfaat mengkonsumsi Mizone. Bahkan saat ini mizone berupaya memposisikan produknya sebagai “everyday restoration drink”, artinya minuman yang baik dikonsumsi setiap hari untuk kesehatan. Langkah promosi Mizone inilah yang menjadikan produknya kembali menjadi pilihan konsumen.



MEDIA RELATIONS-MIZONE

Latar Belakang
Pada waktu sebelumnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengadakan pertemuan dengan Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet (Kombet) untuk membahas mengenai minuman yang diduga mengandung bahan minuman yang memiliki komposisi yang tidak sesuai dengan bahan yang telah didaftarkan ke BPOM itu sendiri dan dianggap berbahaya bagi kesehatan masyarakat jika dikonsumsi secara terus menerus. Menurut pihak Kombet beberapa jenis minuman telah melanggar ketentuan pelabelan serta pencantuman kandungan bahan pengawet Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat. Oleh karena itu untuk menindaklanjuti hal ini, pihak BPOM mengadakan uji tes akan bahan kandungan dalam produk minuman. Uji tes telah dilakukan pada sembilan jenis minuman dari bebrapa kategori seperti minuman isotonik (pengganti cairan tubuh), jus, teh/kopi, dan tasted beverage berpengawet. Produk minuman yang dimaksud adalah Mizone, Zporto, Mogu-mogu, Jungle Jus, Zestea, Boyzone, Zegar Isotonik, Kopi Kap, dan Jolly Cool. Dari sembilan produk di atas, hanya lima produk yang akan dilakukan penarikan dari pasar, penggantian label, atau pemusnahan. Kelima produk itu adalah Mizone, Zporto, Mogu-mogu, Jungle Jus dan Zestea. Sedangkan keempat lainnya tidak ditindaklanjuti karena tidak terdaftar dalam database BPOM.
Berikut ini akan lebih dibahas secara rinci mengenai minuman Mizone. Seperti yang kita ketahui minuman Mizone mengalami suatu kasus yang menyebabkan produk tersebut ditarik dari pasaran karena diduga mengandung bahan pengawet yang berbahaya beberapa pihak. Kasus yang terjadi adalah karena perusahaan hanya mencantumkan satu dari dua bahan pengawet yang digunakan dalam produknya. Menurut pernyataan dari pihak BPOM yang menyebabkan produk minuman tersebut melanggar ketentuan perlabelan. Sebab, komposisi bahan kandungan yang tertera di label produk tidak sesuai dengan yang disebutkan saat mengajukan izin peredaran. Dalam label hanya dicantumkan bahan pengawet Kalium Sorbat. Padahal Mizone juga menggunakan bahan pengawet Natrium Benzoat yang menurut beberapa pihak bahan tersebut dapat menyebabkan penyakit lupus. Sedangkan sebanyak 64,8 persen masyarakat itu sendiri tidak tahu jenis bahan pengawet seperti natrium benzoat.
Dalam menindaklanjuti kasus ini, pihak BPOM meminta produk Mizone ditarik dari pasaran dan labelnya pun harus diganti untuk merubah image buruk yang sudah terbentuk dalam benak masyarakat luas.Pada kenyataanya produk minuman Isotonik yang kami produksi yaitu Mizone,tidak menyebabkan penyakit Lupus seperti yang selama ini gencar diberitakan media.Hal tersebut juga kami buktikan dengan adanya surat Edaran dari Kepala BPOM yang akan kami sampaikan saat Press Conference.
Kami akan segera menarik produk kami sesuai dengan tenggang waktu yang disesuaikan BPOM. Kita akan ganti labelnya dan akan mencantumkan dua bahan pengawet di produk itu.
Tujuan
Untuk menjernihkan kesalahpahaman yang terjadi dalam masyarakat yaitu mizone sebagai penyebab penyakit lupus, kami dari pihak Mizone ingin memperbaiki image PT. Tirta Investama yang turun akibat masalah ini. Selain itu juga kami ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap produk kami dan meningkatkan angka penjualan kami yang sempat menurun akibat masalah ini.
Strategi Media Relation
Press Release
Ditujukan kepada masyarakat yang akan dimuat pada media-media. Kami juga akan memberikan press release ini kepada wartawan-wartawan yang akan diundang. Dalam press release ini kami akan memuat pernyataan dalam Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 adalah natrium benzoat 600 mg/liter, dan kalium sorbat 1.000 mg/liter. Sementara kandungan kedua jenis bahan pengawet tersebut pada produk Mizone jauh di bawahnya, yaitu masing-masing 100 mg/liter.
Press Conference
Kami mengadakan press conference ini dengan tujuan agar dapat mengklarifikasikan masalah mengenai Mizone yang telah beredar di dalam masyarakat. Kami ingin membuktikan bahwa rumor yang beredar itu tidak benar. Rumor itu hanya isu belaka yang ingin menjatuhkan perusahaan kami.
Press Gathering
Kami membangun relasi dengan beberapa media massa dengan melakukan kegiatan rekreasi bersama beserta keluarga mereka di beberapa tempat rekreasi. Ini ditujuan agar perusahaan kami dapat menjalin relasi yang baik dengan pihak pers sehingga jika di kemudian hari nanti ada isu yang kurang baik tentang perusahaan kami, mereka akan membantu kami untuk mengatasi isu itu dengan mencari tahu yang sebenarnya.
Press Visit
Kami mengundang wartawan dari beberapa media untuk datang mengunjungi pabrik kami untuk melihat secara langsung proses pembuatan minuman Mizone. Selain itu juga disini kami memberikan minumanMizone kepada tiap wartawan.
Press Release
BERITA DARI PT TIRTA INVESTAMA
PRESS RELEASE
MIZONE AMAN DIKONSUMSI
PT.Tirta Investama telah meproduksi minuman Isotonik,Mizone yang memiliki aneka rasa sejak tahun 2006.Mizone merupakan minuman penambah konsentrasi yang tidak menyebabkan munculnya penyakit berbahaya seperti Lupus.Di tahun 2008 Mizone mengganti labelnya dengan label baru.
Yohanes Pauly,Marketing Director PT Tirta Investama dalam Press Conference menyatakan “Bahan pengawet yang terkandung dalam Mizone telah diperiksa oleh BPOM dan tidak menyebabkan Penyakit Lupus seperti yang selama ini diisukan.Kami berharap dengan adanya pencantuman Label baru ini,masyarakat tidak perlu merisaukan berita yan tak ada buktinya.Mizone sejak dulu hingga kini tetap aman dikonsumsi.”
Mizone sebagai minuman Isotonik memiliki kualitas yang baik.Penjualan Mizone sejak tahun 2006 dapat mengalahkan para pesaingnya dengan inovasi sendiri.Mizone juga memiliki berbagai rasa buah baru.
PT.Tirta Investama adalah perusahaan yang telah berdiri selama 35 tahun dan memiliki lebih dari 14 anak perusahaan.Sejak bergabung dengan Danone,nama perusahaan yang memiliki tempat produksi di Jakarta ini telah menjadi lebih terkenal.Mizone merupakan salah produk andalannya. PT.Tirta Investama merencanakan akan memproduksi rasa baru Mizone atas permintaan masyarakat.
ENDS
Rina Rossandi, Press Officer
PT.Tirta Investama
081806557689

Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk kami,silahkan hubungi:

Jecika Adam Tel:(021)5455565 Customer Service Manager Fax:(021)5455564
PT. Tirta Investama
Pulogadung Tanggal:14 Januari 2009
Jakarta Ref:Tirta 035/RR

Rencana 6 bulan
1. Januari: Menarik produk Mizone dari pasaran.
Produk Mizone yang lama ditarik dari pasaran untuk digantikan label yang baru sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh BPOM.
2. Februari: Mengganti label Mizone, memproduksi Mizone dengan label baru
Pada bulan ini kami akan memproduksi label baru untuk produk Mizone dengan mencantumkan bahan yang belum dicantumkan agar masyarakat dapat merasa tenang untuk mengkomsumsinya.
3. Maret: Press Visit ke PT.Tirta Investama, membuat Press Release, Press Conference
Setelah label Mizone diganti dengan label yang baru, maka kami akan mengundang wartawan yang telah ada di daftar kami untuk melakukan kunjungan ke pabrik pembuatan Mizone, agar melalui pers masyarakat mengetahui bahwa kandungan di dalam Mizone aman untuk dikonsumsi, tidak seperti perkiraan masyarakat sebelumnya bahwa Mizone mengandung bahan yang berbahaya. Selain itu juga pers dapat turut serta ambil bagian dalam proses produksi ini. Di bulan ini juga, kami akan melanjutkan acara kami dengan melakukan press conference yang bertujuan menjelaskan kembali secara rinci mengenai produk Mizone ini agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas darimana asal Mizone ini serta kegunaannya. Kami juga akan melanjutkan sesi tanya jawab bagi pers jika dirasakan masih ada yang kurang jelas.

4. April: Membuat advertisement tentang Mizone berlabel baru, Mendistribusikan Mizone berlabel baru ke pasaran
Setelah acara press visit dan press conference, kami akan memulai membuat ads tentang label Mizone yang baru dibuat ini agar masyarakat di manapun bisa mengetahui kabar baik ini sehingga mereka dapat mengkonsumsi Mizone kembali. Adapun jalur above the line melalui televisi, radio dan print ad yang bertujuan membangun awareness Mizone di mata konsumen, dan kami juga akan memasang billboard di tempat-tempat yang strategis bisa di pinggir jalan, halte bus, maupun di badan bus-bus. Selain itu juga, di bulan ini kami akan mendistribusikan produk Mizone dengan label yang baru ke beberapa daerah seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Bali, Jogjakarta, dsb. Mizone juga mendistribusikan penjualannya kekota-kota kecil seperti Magelang, Malang, Balikpapan, Maluku, Kupang, Batam, dsb. Hal ini dilakukan mizone agar dapat merebut pasar di Indonesia hingga ke daerah kecil sekalipun.
5. Mei: Mendistribusikan Mizone berlabel baru ke pasaran
Sampai bulan ini, Mizone tetap akan melakukan distribusi sampai ke pelosok daerah terkecil sekalipun agar tidak ada satu daerahpun yang terlewatkan.
6. Juni: Melakukan kunjungan ke berbagai sekolah dan kampus di ibukota dan juga mensponsori Liga Basket Tingkat SMA
Mizone turut mengedukasi pasar dengan pesan: Mizone merupakan minuman yang membantu konsentrasi dan membuatmu jadi be 100%. Salah satu konsep yang diusung mizone adalah harmonisasi atau keseimbangan hidup, seperti halnya produk ini yang mampu memyeimbangkan kebutuhan tubuh manusia. Salah satu kampanye promosi yang mengusung konsep untuk membagi-bagikan mizone secara gratis dikalangan para pelajar, mahasiswa ataupun para profesional yang banyak melakukan aktivitas yang dapat menguras tenaga selama seharian beraktivitas diluar rumah.
Promosi lain, melakukan presentasi di lingkungan medis, sekolah dan klub olah raga. Termasuk, mensponsori kegiatan olah raga dan kesenian serta menyelenggarakan media gathering.

Mizone at Dunia Fantasi
Dufan, liburan, dan keramaian adalah tiga kata yang tidak dapat dilupakan. Karena itulah Mizone hadir ditengah kerumunan pengunjung yang sedang menikmati kunjungan mereka di wahana permainan Dunia Fantasi.
Mizone Goes to School and Campus
Pernahkah kamu melihat lapangan basket atau lapangan olahraga lainnya dihiasi oleh atribut mizone? Mizone hadir di berbagai kampus dan sekolah di Jakarta. Kami juga akan mensponsori Liga Basket Tingkat SMA dengan produk Mizone.
Mizone Roadshow Sampling
Event ini diadakan untuk memperkenalkan Mizone dengan label baru kepada para pelanggan di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Medan.



“MIZONE AMAN UNTUK DIKONSUMSI”
Saat ini merebak informasi dan iklan yang menyatakan bahwa Mizone mengandung zat-zat berbahaya termasuk natrium benzoate dan kalium sorbat. Mizone sebagai produsen minuman isotonik yang selalu mengutamakan kualitas dan keamanan produk, sangat menyesalkan adanya pernyataan-pernyataan dan iklan yang MENYESATKAN masyarakat tersebut.
Pernyataan dan iklan yang menyatakan bahwa natrium benzoate dan kalium sorbat berbahaya dan menyebabkab penyakit Lupus SAMA SEKALI TIDAK BENAR, TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, dan TIDAK DIDUKUNG OLEH BUKTI BUKTI ILMIAH.
Demikian pula mengenai informasi penarikan produk MIZONE dikarenakan produknya berbahaya adalah TIDAK BENAR. Penarikan produk MIZONE bukan karena isi produk, namun karena kesalahan pada label kemasan. Oleh karena itu berdasarkan persetujuan yang telah diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap label baru Mizone, kami telah memproduksi kemasan Mizone dengan label baru untuk memastikan konsumen mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya. Produk Mizone dengan label baru tersebut saat ini sudah mulai disebarluaskan.
Pada tanggal 9 Desember 2006, kepala BPOM Dr. Husniah R. Thamrin Akib. MS, Mkes, SpFK mengeluarkan Surat Edaran Nomor KH.00.01.234.2470 yang menyatakan bahwa sesuai dengan Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, bahwa natrium benzoat dan kalium sorbat diijinkan digunakan dalam makanan dan minuman serta aman dikonsumsi apabila digunakan sesuai dengan aturan penggunaan.
Seluruh bahan beserta jumlah pemakaiannya, termasuk pengawet yang digunakan pada Mizone dipastikan aman dan telah mengikuti kententuan BPOM RI.
Oleh karenanya, Mizone yang sudah mendapatkan persetujuan BPOM dengan BPOM RI MD 249213004552 (rasa Orange Lime) dan BPOM RI MD 249213003552 (rasa Passion Fruit), AMAN untuk dikonsumsi
Beberapa kajian ilmiah tentang natrium benzoat dan kalium sorbat
1 Pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat secara luas digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman di Indonesia maupun di mancanegara sejak lebih dari 50 tahun yang lalu.
2 FDA (Badan Administrasi Pangan dan Obat di Amerika Serikat), EU (Uni Eropa), FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB), WHO (Badan Kesehatan Dunia), serta Codex (Badan Standarisasi Pangan Internasional) yang menyatakan kedua pengawet tersebut AMAN digunakan dalam produk makanan dan minuman.
3 Kedua bahan pengawet tersebut tidak menumpuk di dalam tubuh karena bahan tambahan pangan ini dapat dinetralkan dan dibuang melalui proses ekskresi (pembuangan melalui urine, keringat). (Winarno, 1997)
4 Pengawet tersebut secara alami terdapat dalam rempah-rempah (misalnya cengkeh, kayu manis) dan juga terdapat dalam buah-buahan misalnya strawberry dan apel. (Larry Branen, et. Al., 1993)

Berdasarkan penjelasan diatas, jelas Mizone Aman Untuk Dikonsumsi.
Mizone dapat dikonsumsi seperti biasa tanpa harus merasa khawatir karena isu–isu yang ada.
So, be 100% to information!



PROBLEM SOLVING
• Time Context : November 2006
• View Point : Bagian produksi divisi packaging
• Central Problem : Mizone hanya mencantumkan 1 dari 2 jenis bahan pengawet yang digunakan pada label kemasannya.
• Objectives
Must: Mengklarifikasikan mengenai masalah yang sesungguhnya terjadi pada masyarakat.
Want: Mengembalikan image dan nama besar perusahaan serta merebut kembali market share yang sempat turun.
• Area of Consideration
Internal: Memperketat pengawasan dan control terhadap bagian produksi divisi packaging serta memperketat Quality Control.
Eksternal: menjadi sponsor dalam beragam kegiatan olahraga nasional dan membuat iklan promosi baru Mizone.
• Alternatives Course of Action
1. Mengembalikan image dan kepercayaan konsumen terhadap produk Mizone dengan jalan menarik produk Mizone dari pasaran. Produk Mizone yang lama ditarik dari pasaran untuk digantikan label yang baru sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh BPOM. Setelah itu membuat Press Conference dan Press Release untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada masyarakat. Kemudian langkah terakhir ialah membuat iklan promosi dengan tema baru.
2. Menghentikan sementara kegiatan produksi Mizone.
3. Memproduksi Mizone dengan rasa dan formula baru.
Alternative Course of Action No. 1
• Action Plans
1. Melakukan presentasi di lingkungan medis, sekolah atau universitas dan dunia olah raga mengenai produk Mizone.
2. Melakukan kunjungan ke berbagai sekolah dan kampus untuk melakukan kegiatan promosi.
3. Mensponsori berbagai kegiatan olahraga, gathering dan kegiatan outdoor berskala nasional.

Mitsubishi Shame's Problem Solving

Case Study
Company Profile


Name Mitsubishi Motors Corporation

Established April 22, 1970

Head office 33-8, Shiba 5-chome, Minato-ku, Tokyo 108-8410 Japan

Number of employees Consolidated 33,202 ; Non-consolidated 12,761

Capitalization JPY 657,349 million

Purposes of incorporation 1. Development, design, manufacture, assembly, sales and purchase, importing and other transactions relating to automobiles and to component parts and replacement parts of said automobiles.
2. Development, design, manufacture, assembly, sales and purchase, importing and other transactions relating to agricultural machinery and industrial engines and to component parts and replacement parts of said agricultural machinery and industrial engines
3. Sales and purchase of used automobiles as well as component parts, replacement parts and accessories of said used automobiles
4. Sales of measuring equipment
5. Acting as insurance agents in accordance with laws relating to property damage insurance and to automobile damage indemnity insurance.
6. Financing business
7. Any other business related to the purposes set out above
Note: MMC is not currently engaged in agricultural machinery related business


Shareholders Outstanding common stock totaled 5,537,897,840 shares
Outstanding preferred stock totaled 437,593 shares
Mitsubishi group: Mitsubishi Heavy Industries, Ltd., Mitsubishi Corporation and The Bank of Tokyo-Mitsubishi Ltd., hold 34% of outstanding common stock.

Chairman of the Board
[ Representative Director ] Takashi Nishioka (As of 19 June, 2008)

President
[ Representative Director ] Osamu Masuko (As of 19 June, 2008)

Board of Management Consists of 14 members (As of 19 June, 2008)

Net Sales JPY 2682.1 billion (in FY2007, consolidated)

Automotive Sales 1,360 thousands units

Products Sold in More than 160 countries

Car Manufacturing Facilities 7 facilities in 5 countries
(Plus more than 12 business partner’s facilities in about 11 countries)

Engine / Transmission /
Parts Manufacturing Facilities 7 facilities in 4 countries

Research & Development /
Design 5 facilities in 4 countries

Subsidiaries and affiliates 50 consolidated subsidiaries more >>>
(Plus 4 equity method subsidiaries and 21 equity method affiliates)

Global Brand Mitsubishi Motors



Case
Mitsubishi's Shame
By Michael Schuman | Tokyo Monday, Jun. 28, 2004

Every week for the past 10 years, one contestant on the Japanese TV game show Tokyo Friend Park 2 got a chance to win the grand prize a Pajero sport utility vehicle made by Mitsubishi Motors by tossing darts at a spinning wheel while audience members clapped and cheered an encouraging "Pa-je-ro! Pa-je-ro!" But when the taped program aired on June 17, the customary end-of-show ritual had undergone an important change. Instead of the "Pajero!" chant, producers had dubbed in a different cheer: "Ku-ru-ma! Ku-ru-ma!" meaning simply "Car! Car!" Starting in July, the show is likely to replace the Pajero with another award entirely. "The prize is supposed to be this wonderful thing that makes everyone happy," says Shigeyuki Tsuruoka, the show's producer. "If we continued to present the Pajero, the audience would probably object."
Why would the Pajero, a popular SUV in Asia, suddenly become a booby prize? Because in recent months, Mitsubishi's former truck unit admitted to covering up a potentially lethal mechanical defect in its trucks; separately, Mitsubishi Motors launched a massive recall of its cars, including the Pajero, to fix defects that it had kept secret for more than a decade. As the scandal has widened, Japan's fifth largest carmaker has come to be seen as a case study of a self-serving corporation that systematically concealed safety problems to protect its brand. Mitsubishi's reputation has become so tarnished in Japan that industry executives and analysts now openly question its ability to stay in business. "The probability of survival is quite small," says Kunihiko Shiohara, a managing director at Goldman Sachs in Tokyo.
The scandal broke in March, when executives at Mitsubishi Fuso Truck and Bus, until last year a Mitsubishi Motors division, admitted after discussions with government regulators that a defect in wheel hubs on its heavy trucks could result in wheels suddenly coming off the vehicles. (Mitsubishi Fuso had previously maintained the problem was due to poor maintenance.) Later, the truck unit acknowledged it had hidden a problem with fractured clutch housings that could cause a transmission part to fall off vehicles. According to regulators, these two flaws are suspected to have caused or contributed to 73 accidents and two fatalities, including one in 2002 when a woman was killed by a wheel flying off a moving Mitsubishi truck. The truck unit says it is still investigating the accidents. But Mitsubishi Fuso has admitted an estimated 450,000 vehicles have defects that the company knew about but didn't report publicly.
Safety and reliability issues aren't confined to the truckmaker. In early June, Mitsubishi Motors dropped a new bombshell, announcing it would recall 155,000 cars in Japan to repair 26 mechanical defects it had failed to report since 1993, despite its obligation to do so under Japanese law. The bugs ranged from defective air bags to faulty hoses that caused breakdowns and included a glitch linked to at least two vehicle fires. Management also admitted issuing memos to dealers asking them to quietly fix these flaws if customers brought their cars in for other repairs. Shortly after the disclosures, police arrested former Mitsubishi Motors president Katsuhiko Kawasoe on charges of professional negligence for failing to report one of the potentially lethal truck defects.
The automaker's disregard for customer safety has turned consumers and bureaucrats alike against the company. Kazuya Akutsu, a 38-year-old systems engineer and member of a 600-strong Pajero fan club, says his parents, coworkers and friends are all pleading with him to replace his ride with something more respectable, but he is reluctant to do so. "I can't trust the company," Akutsu says, "but I like the car. At least the tires haven't come off." Others are less forgiving. Shoichi Nakagawa, Japan's Minister of Economy, Trade and Industry, recently said he was "speechless from disgust" over the company's "malicious" behavior. Public goodwill is dissipating at a critical juncture: Mitsubishi lost $1.9 billion in its 2003 fiscal year, and management is forecasting similarly dismal results for 2004 due to plummeting sales. Since April, its stock has fallen 50%.
To make matters worse, the company's international partner, DaimlerChrysler, has refused to provide it with new financial support. In April, DaimlerChrysler Chairman Jurgen Schrempp asked banks linked to Mitsubishi to forgive some of its $9 billion in debt as a precondition for the German-U.S. auto giant's participation in any bailout. But he was turned down. Soon after, Rolf Eckrodt, the DaimlerChrysler-appointed president of Mitsubishi Motors, resigned. DaimlerChrysler, which has already invested $3.5 billion in Mitsubishi's auto and truck businesses, says it has no intention of selling its 37% stake in Mitsubishi Motors but, warns Standard & Poor's credit analyst Chizuko Satsukawa, DaimlerChrysler's refusal to offer more assistance certainly bodes ill "for the creditworthiness of Mitsubishi."
The beleaguered automaker has instead turned for help to sister companies within the Mitsubishi Group, one of Japan's most powerful business conglomerates. Mitsubishi affiliates have agreed to provide $2.5 billion by buying new stock and converting some debt to equity. Another $1.6 billion is coming from investment bank J.P. Morgan and Japan-based private equity fund Phoenix Capital, which will become Mitsubishi Motors' largest shareholder when the investment is complete.
Meanwhile, in April, the Mitsubishi Group dispatched a new CEO, Yoichiro Okazaki, from Mitsubishi Heavy Industries. He quickly announced a restructuring plan that includes cutting 22% of Mitsubishi Motors' 49,000 employees, the closure of a factory in Japan, a revitalized car line with 44 new models to be introduced over the next three years, and a focus on boosting sales in China. Okazaki has also promised to overhaul the corporate culture by forming a business-ethics committee consisting of lawyers, academics and other outsiders to monitor senior management.
Okazaki admits this is Mitsubishi's "last chance." Analysts say it may already be too late. Japan has 11 companies making cars and trucks, while the total market has shrunk by about a quarter since its 1990 peak. Mitsubishi's market share in passenger- and mini-cars has sunk to a meager 3.8%. The company "could disappear tomorrow, and no one would miss it," says John Harris, a Tokyo-based auto consultant.
Indeed, even otherwise stalwart supporters are wondering if the company, having persisted in a long history of deceptive behavior, now deserves to be hauled away to the scrapyard. Asks one executive at a Mitsubishi company participating in the bailout: "If they did something against society, why should we support them?" It's a question that even the most loyal Pajero drivers will be asking themselves when trade-in time rolls around.



Press Release
PRESS REALEASE
Statement on Mitsubishi Motors' Handling of Past Recalls

Tokyo, June 2, 2004 — In Mitsubishi Motors' business revitalization plan announced on May 21, the company made a public pledge to turn itself into a trustworthy corporation by returning to the basics of placing top priority on customers, safety, and quality while also reforming its corporate culture and increasing transparency.
As part of upholding this pledge and implementing its principles, the company formed an investigative team to ensure traffic safety and dispel concerns held by customers over the company's vehicles. The team conducted a thorough investigation of "repair directives," known within the company as shiji-kaishu, issued to dealers to carry out repairs before any decision had been made as to the necessity for notifying the authorities about a recall or other matter. The investigation covered all repair directives stretching back to December 1993, the earliest possible date at which it is now possible to ascertain when such directives were issued.
As a result of the investigation, the company has decided to implement the measures outlined below. Mitsubishi Motors deeply apologizes for having to carry out these measures, including recalls, now for problems that occurred in the past, thereby considerably damaging public and consumer trust in the recall law.
1.
Mitsubishi Motors has not issued any repair directives since July 2000 when the company's recall problems came to light. The company is taking this opportunity to rid itself of all past problems and mistakes and take the first step towards becoming a renewed Mitsubishi Motors.
2.
Since October 2000, Mitsubishi Motors has appropriately processed its product information reports and promptly implemented post-market measures when necessary. The company will conduct even stricter auditing of these processes in future.
3.
The investigation discovered that repair directives issued as far back as December 1993 totaled 91, including 56 that fall under the area of service campaigns as outlined by Japan's Ministry of Land, Infrastructure and Transport. In addition to this, another case was pointed out by a media report in May 1993, bringing the overall total to 92.
4.1
Thirty of the repair directives fall under the scope of recalls as outlined by the Ministry. However, after checking the product information reports for the past three years, the company has confirmed that no accidents involving damage to property or personal injury have occurred.
4.2
Post-market measures were implemented following the correct procedures for four of the cases mentioned in 4.1 (two before July 2000 and two after August 2000).
4.3
Receiving guidance from the Ministry, Mitsubishi Motors has decided to carry out post-market measures for the remaining 26 cases to mark the start of its business revitalization. Of these 26 cases, the company will submit a recall for the airbag in its Galant sedan on Friday June 4. Post-market measures for the other cases will be implemented promptly.
4.4
Fifteen of the remaining 26 cases relate to defects that only occur in early production models and as more than seven years have passed since manufacture, it can be assumed that no defects will occur. However, the company has decided to implement post-market measures for these vehicles too.
5.1
Six of the repair directives fall under the scope of improvement measures as outlined by the Ministry. However, after checking the product information reports for the past three years, the company has confirmed that no accidents involving damage to property or personal injury have occurred.
5.2
Post-market measures were implemented following the correct procedures for two of the six cases mentioned in 5.1 in November 1997.
5.3
The remaining four cases of the six mentioned above include models in which improvement measures have already been completed on all vehicles and cases related to defects that only occur in early production models where it can be assumed that no defects will occur.
6.
A total of 56 cases that come under the scope of service campaigns exist, including four cases in which post-market measures have been carried out following the correct procedures (one in March 1993 and three in May 2002). To put customers first, the company will implement service campaigns or inform customers and take appropriate steps for the remaining 52 cases.
7.
The results of the company's investigation into repair directives are as outlined above. However, Mitsubishi Motors will continue investigations with the Ministry and take the appropriate steps.



PRESS REALEASE
Mitsubishi Motors Future Head of Quality Speaks on Extended In-Depth Investigation into Past Repair Directives
— Mitsuo Hashimoto, head of quality assurance from June 29, speaks at Ministry of Land, Infrastructure and Transport —
Tokyo, June 18, 2004 — I would like to take a few moments of your time to outline the progress of our investigation into past repair directives for passenger cars announced on June 2 and explain why we have decided to extend the investigation even further.
Mitsubishi Motors started submitting regular reports to the Ministry of Land, Infrastructure and Transport from June 16 on recalls stemming from past repair directives. We have once again revised the details of the recalls outlined on June 2 and I would like to inform you of how we are currently dealing with this matter. I will also give you a brief overview of additional steps we are taking in our organization to keep a check on quality issues and detail our action plan.
Our announcement on June 2 can be divided into two main points:
1. In July 2000, we investigated repair directives back to April 1998, but this time we extended our investigation back to December 1993. Our investigation found 92 cases of repair directives, 26 of which should have been submitted as recalls.

2. We said we would reinvestigate some 55,000 product information reports issued over the past three years to make sure there is no information on serious product defects.
On June 2, I also explained how the new chairman and president of Mitsubishi Motors, Yoichiro Okazaki, ordered me to recheck the product information reports from our customers’ point of view to see if there was any information other than that relating to repair directives that may point to defects. To make this investigation as thorough as possible, we brought forward our plans to set up a system within the Corporate Social Responsibility (CSR) Promotion Office to audit quality issues within the company. On June 6, we started preparations to get the CSR Promotion Office up and running by the end of June.
The CSR Promotion Office has already started looking into whether there is any information on our products that may exist inside or outside the company. The Office is checking to see if any related information is stored at dealers, going through the minutes of internal meetings on quality and recall related meetings, and examining customer complaints received by the Customer Relations Department. The Office is using all the people and resources it can from not only the Quality Management Office but also the whole company to ensure that nothing slips through. Further, clear targets have been set out along with a detailed timeline. Progress of the investigations will be watched both internally and externally.
In addition, under the directions of our president, I checked with dealers to see of there any information on accidents related to the 11 recalls reported on June 16. I am still checking with our dealers. However, last night I received word that a fire occurred in of the vehicles subject to recall. Thankfully, no one was injured in the fire. We are now looking to see if there is a link between the fire and the part subject to recall.
Today, we submitted recalls following the relevant procedures to the Ministry of Land, Infrastructure and Transport for these 11 cases, including the one in which a fire has been confirmed.



PRESS REALEASE
Concerning the first public hearings over the hub problem
I wish to apologize for the great troubles caused by the accident in which a wheel detached from a heavy truck due to hub failure in January 2002.
Three of our former executives have been indicted for making false reports in violation of the Road Trucking Safety Law, with penalties imposable against both employees and employer, and as such, our company is liable to be prosecuted.
As for the punishments for both employee and employer, since we cannot deny the wrong doing of these three accused men and our company has also been charged with blame, there is no independent statement that our company can make. Consequently, at today's first public hearings, in line with the facts surrounding the case, we made statements similar to the three other persons apart from those accused.
With the view that our company is also a defendant, at this point in time with the above comment in mind, we will keep watch for the final verdict.
Although the above comments pertain to our legal viewpoint, this does not change the feelings of remorse that we extend to the deceased, who perished due to this incident, or to their survivors. Once again, I solemnly reflect on this matter, and dedicate myself completely to the continuous pursuit of compliance enforcement and quality improvement.
September 1, 2004
Hideyasu Tagaya
President
Mitsubishi Motors Corporation



PRESS REALEASE
Progress of the investigation into the causes of the past recalls
Tokyo, December 13, 2004
1. Outline
In the process of achieving the goal of business revitalization under Mitsubishi Motors Corporation's new management, it was determined that it was essential to investigate the reasons for the past recall problems, and to take disciplinary measures as necessary. To achieve this, a team of lawyers from outside the company is in the process of carrying out this investigation.
This investigation began on July 6th this year, and a progress report was issued on October 6th, and although the investigation was scheduled to be completed within this year, unfortunately, we must sincerely apologize as it appears that we will not be able to meet that deadline.
2. Progress
The team of outside lawyers has since July 6th studied relevant trial documents and stored archive materials, as well as heard testimony mainly from those persons closely involved with case in 2000.
This November the company received a progress report from the team of outside lawyers, and afterward at the November 25th meeting of the Business Ethics Committee, the summary of the progress of the investigation was presented. The contents of the report covered the background for the 2000 recall, and the reasons why the defects related to the hub and clutch housing case of the Truck and Bus business were not recalled, which were the main contents of the investigation.
The purpose of the investigation was to clarify the facts of concealment during the 2000 recall problem, however based on the Business Ethics Committee's suggestion, in order to deepen the investigation, we therefore decided to carry out the reinforced investigation by observing the facts that were being gathered in the process of the extended investigation.
3. Reinforced investigation
Based on the received indications, the company will continue the investigation by the external lawyers, and will reinforce the investigation, into the following matters.
i. The role of the management and those who assisted them regarding the fact that the recall problem remained.
ii. The recall problem in the eyes of non-executive, rank-and-file employees.
iii. The corporate culture and company quality which are the background of the passenger car recall concealment and the hub and clutch housing problem of the truck and bus business.
4. Future steps
In as much as it is possible, we will promptly conclude the reinforced investigation by the team of outside lawyers, receive their final report and, reporting to the Business Ethics Committee, we will clarify where responsibility lies and deal with this strictly. In terms of the reinforced investigation by the team of outside lawyers, the company cooperation team will promote and cooperate fully with the investigation.
Although it will be after reporting to the Business Ethics Committee, the company is considering to complete the reinforced investigation within the fiscal year. After this the company will determine the appropriate disciplinary measures to take.



Problem Solving

• Time Context : tahun 2002. Kasus yang terjadi ialah salah satu roda dari truk produksi dari Mitsubishi Motors Corporation lepas dan mengenai seorang wanita hamil yang menyebabkan wanita tersebut meninggal dunia.
• View Point : Mitsubishi Motors Corporation
• Central Problem : Mitsubishi Motors Corporation mengabaikan faktor keselamatan dalam mobil-mobil yang mereka produksi demi meraup keuntungan dari penjualan.
• Objective
Must : memperbaiki image Mitsubishi Motors Corporation di mata publik dan mengembalikan kepercayaan konsumen.
Want : kepercayaan konsumen terhadap produk-produk dari Mitsubishi Motors Corporation kembali dan penjualan kembali meningkat.
• Area of Consideration
Internal : membenahi manajemen dari Mitsubishi Motors Corporation.
Eksternal : tetap mengadakan event-event yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Mitsubishi Motors Corporation guna meningkatkan kembali image Mitsubishi Motors Company di mata publik.
• Alternative Course of Action
1. Mengembalikan image dan kepercayaan Mitsubishi Motors Corporation di mata publik dengan merecall seluruh mobil produksi Mitsubishi Motors Corporation, melakukan investigasi mendalam terhadap mobil-mobil produksi Mitsubishi Motors Corporation, menjelaskan keseluruhan permasalahan yang terdapat pada mobil-mobil produksi Mitsubishi Motors Company serta meminta maaf dan bertanggung jawab terhadap seluruh konsumen yang telah dirugikan oleh Mitsubishi Motors Corporation.
2. Menghentikan sementara produksi mobil-mobil Mitsubishi Motors Corporation yang sedang berjalan guna kepentingan investigasi.
3. Melelang sisa raw materials yang belum diproduksi oleh Mitsubishi Motors Corporation kepada perusahaan-perusahaan kecil.
Alternative Course of Action # 1.
• Action Plan
1. Meluncurkan produk-produk baru dari Mitsubishi Motors Corporation yang telah memenuhi standar kualitas dan keamanan internasional.
2. Menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan otomotif besar dunia dalam rangka pengembangan teknologi kendaraan.
3. Menjalankan strategi marketing yang baru, misalnya dengan memperluas jaringan distribusi.

Kesimpulan:
Dari contoh kasus diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa faktor kepuasan konsumen memang berpengaruh terhadap keputusan konsumen yang bersangkutan untuk membeli suatu produk. Apabila konsumen merasa bahwa kebutuhannya terpuaskan oleh suatu produk, maka konsumen tersebut akan menjadi loyal terhadap produk kita bahkan bukan tidak mungkin mereka akan menjadi advcators bagi produk-produk kita. Hal ini dapat dibuktikan pula dengan melihat kepada branded product. Hampir dipastikan bahwa produk-produk yang menjadi branded product ialah produk-produk yang selalu konsisten menjaga kualitas produk mereka dan mampu memuaskan kebutuhan konsumen mereka.

Pengaruh Krisis Global Terhadap Kekuatan Mata Uang Dunia

Problem:
“Apakah bangsa-bangsa di dunia sudah perlu mempergunakan istem ekonomi lain selain sistem ekonomi kapitalis modern?”

Answer:
Menurut Saya, saat ini memang sudah saatnya bangsa-bangsa di dunia, khususnya negara-negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis untuk menata ulang sistem perekonomian mereka.
Kebebasan individu yang selama ini menjadi kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis tampaknya telah “kebablasan” sehingga memunculkan berbagai masalah seperti terkonsentrasinya sumber daya hanya pada kalangan konglomerat dan persaingan yang sangat tidak sehat antar para konglomerat tersebut sehingga kesenjangan sosial di antara lapisan mansyarakat sangat kontras.
Kita ambil contoh Amerika Serikat yang selama ini sering dianggap sebagai barometer ekonomi dunia, sekarang ini malah menjadi negara penyebab timbulnya resesi ekonomi global yang menyebabkan sejumlah perusahaan besar gulung tikar dan jutaan masyarakat kehilangan lapangan pekerjaan.
Dengan digunakannya dollar Amerika Serikat sebagai mata uang utama dalam perdagangan global, para konglomerat di Amerika dengan mudahnya mengendalikan ekonomi negara-negara kecil dan berkembang seperti Indonesia. Apabila kita mengamati, para pelaku pasar modal di Amerika telah berspekulasi terlalu jauh terhadap ekonomi global sehingga imbasnya negara-negara yang berhubungan secara ekonomi dengan Amerika Serikat turut merasakan dampak dari resesi ekonomi yang ditimbulkan di Amerika. Fluktuatifnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat seringkali juga dipengaruhi oleh adanya perpindahan sumber daya secara mendadak dan jumlah besar akibat kegiatan ekonomi para pelaku pasar modal tersebut.
Inilah yang Saya maksudkan bahwa kebebasan individu telah “kebablasan” dalam sistem ekonomi kapitalis. Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki kontrol terhadap kegiatan ekonomi masyarakatnya yang mulai mengalami masalah-masalah. Bahkan pemerintah Amerika Serikat sendiri tidak memiliki data yang akurat terhadap jumlah penduduknya yang terlibat dalam kegiatan ekonomi pasar modal.
Solusi yang Saya ajukan untuk sistem ekonomi baru yang menggantikan sistem ekonomi kapitalis ialah Sistem Ekonomi Etika Sosial. Sistem ekonomi ini merupakan sistem yang menggabungkan sistem ekonomi campuran (social market system) dengan sistem ekonomi syariah Islam. Sistem ini menitkberatkan kepada peran pemerintah sebagai regulator “invisible hand” yang mengawasi kegiatan ekonomi secara umum dan transparan di tingkat elite akan tetapi melibatkan partisipasi masyarakat yang beretika untuk menjalankan sektor ekonomi kerakyatan.
Mungkin sistem ekonomi ini akan tampak seperti sistem ekonomi kapitalis, hanya saja terdapat perbedaan dalam penerapannya. Dalam sistem ekonomi ini, peran pemerintah jelas dan nyata sebagai regulator dalam penetapan kebijakan ekonomi negara, sehingga bila terdapat kemacetan dalam penyaluran kredit seperti yang terjadi di Amerika Serikat pemerintah dapat turun tangan dan mengatasi permasalahan secara cepat dan tepat sebelum permasalahan membesar dan berpengaruh secara global. Akan tetapi tingkat partisipasi dan kebebasan individu dalam kegiatan ekonomi tetap terjaga, bahkan kesenjangan ekonomi dapat ditekan karena dalam menjalankan kegiatan ekonominya individu dituntut untuk memperhatikan faktor etika ekonomi dan memperhatikan dampak dari kegiatan ekonomi mereka terhadap lingkungan sekitar.
Selain itu juga diperlukan adanya suatu sistem mata uang baru yang berlaku global dalam kegiatan ekonomi seperti Euro di Eropa. Keuntungan dari penggunaan mata uang global ini adalah bila terjadi resesi ekonomi seperti saat ini, nilai tukar mata uang suatu negara tidak serta merta jatuh seperti rupiah saat ini yang langsung anjlok ketika Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi. Negara-negara yang menjadi sumber krisis mungkin akan mengalami penurunan nilai tukar, akan tetapi negara-negara yang sektor ekonomi rril dan sektor ekonomi mikronya kuat nilai tukar mata uangnya akan sedikit lebih stabil dalam menghadapi terpaan resesi ekonomi global seperti saat ini karena tidak bergantung pada salah satu mata uang saja.

Sabtu, September 19, 2009

7 Habbits of Highly Effective People (summary)

Leadership atau kepemimpinan ialah suatu sikap pribadi seseorang yang mampu menggunakan seluruh potensi dirinya untuk membangun kredibilitas berdasarkan prinsip-prinsip hidup yang ia pegang sehingga mampu menunjukkan karakternya sebagai seorang pemimpin. Ada banyak cara untuk mengembangkan sikap kepemimpinan, tetapi yang terutama dari semuanya itu ialah bagaiman kita mengubah sikap pribadi kita, salah satunya ialah dengan membentuk pribadi kita menjadi pribadi yang lebih efektif.
Kita harus belajar melatih kebiasaan kita, karena kebiasaan bisa membawa kita kearah kesuksesan atau kehancuran. Samuel Smiles menulis: pikiran => perbuatan => kebiasaan => karakter => takdir.
“Mula-mula, kita membentuk kebiasaan kita; lama-kelamaan, kebiasaan kitalah yang membentuk kita.”
Menurut Sean Covey dalam buku 7 Habit of Highly Effective People, ada 7 langkah atau kebiasaan yang bisa membantu manusia membangun sikap efektivitas, antara lain:
1. Jadilah Proaktif
Orang-orang proaktif sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang terjadi pada mereka, tetapi mereka bisa mengendalikan reaksi mereka terhadap segala sesuatu yang terjadi pada mereka.
Kita bisa melatih kebiasaan proaktif kita dengan jalan mengendalikan reaksi kita terhadap apa yang terjadi pada kita, bangkit mengatasi pelecehan yang pernah kita alami, mengubah kemunduran menjadi kemenangan, dan menjadi pelaku perubahan.
Dasar dari sikap proaktif adalah: Kitalah yang bertanggung jawab terhadap kebahagiaan atau ketidakbahagiaan kita sendiri. Kitalah yang duduk di kursi pengemudi menuju takdir kita, bukan sebagai penumpang.
2. Fokus Pada Tujuan Akhir
Visi amat penting dalam hidup kita. Sekali lagi karena kitalah pengemudi atas hidup dan takdir kita. Jika kita tidak focus dan memutuskan masa depan kita sendiri, orang lain yang akan memutuskannya untuk kita.
3. Dahulukan Yang Utama
Mempunyai time management yang baik akan membantu kita menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efektif dan akhirnya akan membuat kita menjadi pribadi yang efektif pula.
4. Berpikir Menang/Menang
Berpikir Menang/Menang adalah cara berpikir yang mengatakan bahwa saya bisa menang, kamupun bisa menang. Bukannya saya atau kamu, melainkan bersama-sama. Keuntungan paling mengejutkan dari berpikir Menang/Menang adalah persaan senang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi akan menulari orang-orang disekitarmu.
5. Berusahalah Untuk Memahami Terlebih Dahulu Baru Dipahami
Ini merupakan kunci dari komunikasi karena kebutuhan paling mendalam dari manusia adalah dipahami. Kita bisa menjadi seorang pendengar yang baik dengan cara mendengarkan dengan mata hati dan telinga, menyelami perasaan lawan bicara kita, mencoba berpikir seperti cermin, dan memberi respon dengan cara yang tepat.
6. Wujudkan Sinergi
Sinergi ialah memanfaatkan seluruh potensi yang ada dalam diri kita untuk mencapai tujuan. Sinergi tidak terjadi begitu saja tetapi lebih merupakan sebuah proses.
7. Asahlah Gergajimu
Kebiasaan ini ialah tentang menjaga ketajaman diri agar bisa menangani hidup dengan lebih baik. Artinya secara berkala memperbaharui dan menguatkan keempat dimensi kehidupan kunci kita (tubuh, oytak, hati, jiwa).

“Kita tidak akan mungkin meninggalkan jejak kaki kita di pasir waktu dengan hanya duduk. Jadi, bangkitlah dan lakukan perubahan, karena perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi perubahan”.

Sumber: 7 Habits Of Highly Effective People – Sean Covey