Rabu, September 16, 2009

Interview with Kezia - Account Executive dari Dwi Sapta Advertising Agency










foto penulis bersama Kezia


Margareth Kezia atau biasa disapa Kezia, itulah nama seorang gadis cantik yang menjadi Account Executive (AE) di PT Dwi Sapta Advertising. Cantik, ramah, komunikatif dan berwawasan luas adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan AE yang selalu tersenyum ini. Ia telah 3 tahun menjadi AE di Dwi Sapta Advertising.

Advertising agency yang mempercayai angka 27 sebagai angka keberuntungan – dan kebetulan tahun ini akan merayakan ulang tahunnya yang ke-27 – ini sendiri beralamat di Komplek Gading Bukit Indah Blok I No. 22-23, Jalan Bukit Gading Raya Kelapa Gading Permai, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1981 yang lalu ini pada mulanya merupakan studio foto milik Bapak Adji Watono, seorang fotografer profesional. Setelah 13 tahun membuka usaha studio foto, pada tahun 1994 Bapak Adji merubah haluan usaha Dwi Sapta dari bidang fotografi menjadi bidang advertising. Dwi Sapta sebagai advertising agency telah meraih banyak penghargaan dari berbagai media, seperti pembelian media terbanyak, advertising agency paling produktif dan lain sebagainya. Kezia sendiri mengungkapkan bahwa Dwi Sapta dalam membuat advertisement lebih menekankan kepada penetrasi brand. “Klo diliat memang iklan-iklan yang kami buat ga gitu mengedepanin desain, ga seperti agency lainnya. Iklan-iklannya klo diliat biasa-biasa aja, soalnya kami lebih ngedepanin pembelian media dan penetrasi brand.”, jelasnya.

Bertemu dengan AE berpengalaman seperti Kezia tentunya semakin membuka wawasan saya tentang bidang pekerjaan di Account Handling Depatment yang selalu saya minati bila berkarier di dunia advertising. Alasan saya meminati pekerjaan sebagai AE sederhana saja. Saya selalu tertarik untuk bisa bertemu dan bersosialisasi dengan banyak orang. Dengan menjadi AE tentu saja pekerjaan saya akan banyak bertemu dengan berbagai macam client dengan beragam karakteristik mereka masing-masing pula. Sungguh suatu pekerjaan yang menantang sekaligus menyenangkan menurut saya untuk bisa memahami karakteristik dan menerjemahkan keinginan client untuk bisa membantu mereka mendapatkan advertisement bermutu yang sesuai dengan kriteria mereka.

Perjalanan karier Kezia sendiri di bidang advertising bermula lima tahun yang lalu sebagai Junior Account Executive. “Sebelum di Dwi Sapta aku kerja di Creative Boutique (selama) 2 tahun di posisi Junior AE. Sebetulnya ga ada bedanya antara AE sama Junior AE. Cuma biasanya klo baru masuk jadi Junior AE dulu, baru setelah 1 tahun naik (posisi) menjadi AE.”, tuturnya.

Ketika ditanya mengenai awal mula dirinya bekerja di Advertising Agency, sambil tertawa lulusan Marketing IBiI ini berpendapat bahwa pada dasarnya Marketing dan Advertising itu saling berhubungan. “Mereka (Marketing dan Advertising) tuh related banget. Tujuan utamanya kan membantu meningkatkan penjualan produk dari brand.”, katanya.

Mengenai pekerjaan sebagai AE, Kezia mengatakan bahwa pekerjaan seorang AE tidaklah mudah. Seorang AE bertugas sebagai penghubung antara client dengan semua departemen internal di advertising agency, yaitu Creative Department, Media Department dan Business Development Department. Selain itu seorang AE juga mengurusi kegiatan periode campaign dari suatu brand.

Sebagai AE, Kezia selalu bekerja dalam suatu tim yang terdiri dari AE Manager, AE Supervisor, AE dan Junior AE. Dan biasanya tim-tim Account Handling di Dwi Sapta telah memiliki client masing-masing yang bebeda antar setiap tim. “Di sini (Dwi Sapta), saya tanggung jawab ke AE Manager. Antar setiap internal department ga ada yang posisinya lebih tinggi atau lebih rendah, semua setara. Yang beda cuma spesialisasi kerjanya aja.”, tambahnya.

Sementara, ditanya mengenai kemampuan khusus yang diperlukan untuk menjadi seorang AE, Kezia mengatakan bahwa tidak ada kemampuan atau pendidikan khusus yang diperlukan. Menurutnya, yang paling penting untuk menjadi AE adalah komunikatif, sabar, tahan banting dan ulet karena karakteristik dari setiap masing-masing client itu berbeda-beda. “Harus pandai menyesuaikan diri dengan client lah.”, imbuhnya.

Ketika ditanya mengenai suka duka menjadi AE, Kezia mengaku cukup banyak. Sukanya menjadi AE yaitu bisa bertemu dengan banyak orang, mulai dari client, production house sampai kepada media. Sementara dukanya seorang AE sering dikejar-kejar deadline. Karena tidak semua advertisement yang dibuat oleh agency langsung sesuai dengan kriteria client sehingga kadang diperlukan revisi-revisi. Bahkan seringkali client meminta deadline advertisement esok hari sementara mereka baru memberikan campaign brief pada advertising agency hari ini. “Bukan ada lagi, banyak malah yang kayak gitu,,hahaha…”, ceritanya sambil tertawa. “Yang penting musti sabar dan ulet, ga gampang nyerah.”, tambahnya.

Kezia juga punya cerita berkesan selama bekerja di Dwi Sapta. Ketika ia bergabung sebagai AE di Dwi Sapta, ia dan timnya langsung diminta menghandle campaign sebuah produk susu ternama di Indonesia. Tanpa mau menyebut brand, ia mengatakan bahwa brand susu tersebut selama 7 tahun terakhir tidak pernah melakukan above the line advertising campaign. Padahal brand susu tersebut telah establish cukup lama serta memiliki market share dan loyal customer yang sangat besar di pasar susu Indonesia. Ia mengaku bangga dipercaya langsung menghandle proyek sebesar itu. Apalagi setelah melihat bahwa hasilnya memuaskan. Market growth brand tersebut menanjak signifikan setelah kembali melakukan advertising campaign. Bahkan sekarang brand tersebut telah memiliki periode campaign agenda untuk target jangka pendek maupun jangka panjang mereka.

Di akhir pembicaraan, Kezia mengungkapkan harapannya agar industri advertising di Indonesia semakin berkembang. “Ya harapannya sech advertising di Indonesia makin maju aja.”, katanya menutup pembicaraan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar