Rabu, September 23, 2009

Mizone's Problem Solving

PRODUCT INFORMATION
Company Profile
1973
PT AQUA Golden Mississippi didirikan sebagai pioner perusahaan air minum mineral pertama di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini Aqua memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia
1974
Produksi pertama AQUA diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950ml dari pabrik di Bekasi. Harga per botol adalah Rp. 75,-
1984
Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut.
1985
Pengembangan produk AQUA dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk AQUA menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
1993
Menyelenggarakan program AQUA Peduli (AQUA Cares), sebagai langkah pendauran ulang botol plastik AQUA menjadi materi plastik yang bisa dapat digunakan kembali.
1995
AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi., sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.
1998
Penyatuan AQUA dan grup DANONE pada tanggal 4 September 1998. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia.
2000
Bertepatan dengan pergantian milenium, AQUA meluncurkan produk berlabel Danone-AQUA.
2001
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Group.
AQUA menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.
2002
Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan AQUA sendiri yang terkena musibah tersebut. AQUA menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 - 2004] pada 1 Juni 2003. Perluasan kegiatan produksi AQUA Group ditindaklanjuti melalui peresmian pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP [System Application and Products for Data Processing] dan HRIS (Human Resources Information System)
2004
Peluncuran logo baru AQUA. AQUA menghadirkan kemurnian alam baik isi maupun penampilan luarnya. AQUA meluncurkan varian baru AQUA Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango. Peluncuran produk ini memperkuat posisi AQUA sebagai produsen minuman.
2005
DANONE membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27 September AQUA memproduksi MIZONE, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari DANONE. MIZONE hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit. Mizone sendiri merupakan produk yang sudah dikenal di New Zealand, Australia, dan China.
About Mizone
Mizone merupakan minuman isotonic bernutrisi yang diluncurkan oleh PT Tirta Investama selaku induk perusahaan dari PT Danone Aqua Mississippi. Mizone diluncurkan pertama kali di Surabaya pada tanggal 27 September 2005 dan hadir dalam dua rasa yaitu Orange Lime dan Passion Fruit.
Dasar pengembangan produk Mizone di Indonesia ialah karena Indonesia termasuk dalam Negara yang memiliki iklim tropis. Tinggal di daerah yang beriklim tropis dengan aktivitas sehari-hari yang padat, sangat berpotensi dalam menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Padahal, kehilangan cairan sebesar 2% saja dapat menurunkan konsentrasi dan stamina tubuh kita. Menjawab kebutuhan tersebut, MIZONE hadir di Indonesia sebagai sebuah inovasi baru dalam kategori minuman ISOTONIK.
Dengan kandungan HYDROMAXX nya Mizone dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan mudah. HYDROMAXX sendiri ialah formula khusus yang terkandung dalam Mizone yang terdiri atas bahan – bahan aktif, yaitu: Vitamin B1, B3, B6 and B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi energy; Vitamin E sebagai anti-oksidan, untuk membantu menjaga sel dalam tubuh dan Elektrolit untuk mengantikan mineral yang hilang melalui keringat.

Target Market Mizone
Target Market : Menyasar semua kalangan umur dengan kelas social ekonomi A – D+, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun.
Positioning : Mizone ialah “everyday restoration drink” yang mampu membantu memulihkan stamina dan konsentrasi akibat berkurangnya cairan tubuh.
Pesan : BE 100% WITH MIZONE
Jalur Distribusi : Memanfaatkan jalur distribusi Aqua yang penyebaran nya ke seluruh pelosok negeri sehingga Mizone lebih mudah didapatkan.

Strategi Pemasaran Minuman Isotonik Mizone
Marketing mix merupakan suatu alat marketing yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan marketing dalam pasar target. Mizone sebagai pendatang baru minuman isotonik menunjukkan eksistensinya dengan mengoptimalkan unsur 4 P marketing mix (Produk, Harga, Distribusi, Promosi) yang kompetitif . Launching produk pada saat yang tepat, variasi rasa yang disukai konsumen, harga yang terjangkau semua kalangan, ketersediaannya yang merata hampir di seluruh pelosok, serta strategi promosi yang edukatif dan kreatif mampu mereduksi pangsa pasar market leader minuman isotonik (Pocari Sweat) sebesar 30% dan menempati urutan kedua market share kategori minuman isotonik.
Kinerja
Masuk ke pasar pada September 2005, dalam tempo setahun Mizone berhasil menempati posisi kedua dalam perolehan pangsa pasar minuman isotonik. Agresivitas Mizone berhasil meningkatkan awareness sekaligus melesatkan penjualannya sampai akhirnya Mizone terjegal kasus tidak mencantumkan kandungan bahan pengawet pada labelnya menjelang akhir tahun 2006. Mizone juga berhasil membuat market leader bereaksi. Pocari Sweat pada semester II 2006 menggenjot pemasarannya dengan menggelontorkan bujet promosi lebih besar. Menurut Sarchard Poeradisastra, Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Indonesia, Mizone berhasil menggerogoti sekitar 30% pangsa pasar Pocari Sweat.

1. Produk (product)
Mizone yang diproduksi oleh Danone Aqua merupakan kategori minuman isotonik bernutrisi. Diluncurkan pertama kali pada 27 September 2005 di Surabaya dengan rasa orange lime yang menyegarkan, rasa passion fruit yang memanjakan selera, dan pada Juni 2008 meluncurkan varian baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional. Mengandung Hydromaxx yaitu : Vitamin B1, B3, B6, dan B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi energi, Vitamin C, sebagai antioksidan untuk menjaga kahidupan sel dalam tubuh, dan elektrolit untuk menggantikan mineral yang hilang akibat pengeluaran keringat. Bahan dasar Mizone menggunakan air mineral Aqua dan sari buah alami melalui proses kristalisasi. Mizone sendiri merupakan produk yang sudah terkenal di Australia, New Zealand, dan China. Tidak seperti kebanyakan pendatang baru di pasar isotonik yang bermain di kemasan kaleng, Mizone menjadi penantang pertama Pocari Sweat yang masuk dalam kemasan botol plastik PET berwarna biru. Keputusan yang cerdik karena dengan kemasan botol PET, Danone bisa membidik segmen konsumen yang lebih luas, yaitu konsumen air mineral dalam kemasan botol yang jumlahnya sangat besar. Resep sederhana bagi kesuksesan Mizone ialah: taste adaption + spreading + availability + affordable price.
2. Harga (Price)
Dari segi harga, Mizone sangat kompetitif sekitar Rp 2.500 untuk isi 500 mL, jika dibandingkan dengan isotonik dalam kemasan kaleng yang yang harganya sekitar Rp 3.300 untuk isi 330 ml.

3. Distribusi (Place)
Distribusi Mizone berorientasi nasional menggunakan jalur distribusi Aqua yang sangat luas, kuat di pasar tradisional (mudah dijumpai di warung dan toko-toko yang menjual produk Aqua). Sampai ada suatu istilah di kalangan distributor “di mana ada Aqua, disitu ada Mizone”. Kehadiran Mizone berhasil memanfaatkan distribusi Aqua yang sudah solid serta hubungan yang telah terbina baik dengan para distributor. Mizone sukses karena memiliki keunggulan value for money bagi pelanggan serta didukung tingkat ketersediaan yang sangat bagus. Di level distributor dan agen, Mizone melakukan penjualan secara bundling dengan Aqua.
4. Promosi (Promotion)
Target pasar Mizone adalah semua kalangan umur, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivtas yang dinamis. Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TV), radio, media cetak, dan media luar ruang. Belanja iklan Mizone sepanjang 2006 paling besar dibandingkan kompetitornya, yaitu sebesar 46,1 milyar. Pada Agustus 2006, Mizone mengadakan sampling road show di beberapa kota besar pada pusat keramaian. Mizone memasuki sekolah dengan membuat iklan dan pembuatan logo Mizone pada lapangan olahraga (lapangan basket) serta di white board SMA ternama di beberapa kota besar.
Momen puasa (November 2006) menjadi peluang Mizone dalam mempromosikan produknya. Mizone melakukan berbagai variasi program baik di radio, games pada pusat keramaian, dan 2 iklan komersial di TV. Program “It’s Mizone Time” pada beberapa stasiun radio di Jakarta, Surabaya dan Bandung yang menawarkan kuis yang menarik serta penerbitan buletin dengan tema yang unik bertajuk “Recharge your Body during Fasting Month” yang tersebar di beberapa supermarket/ mall, masjid, kampus, dan kantor memperkenalkan Mizone pada masyarakat luas.
Memasuki tahun 2008, strategi pemasaran Mizone diarahkan untuk mengomunikasikan benefit produk. Dari sisi kreatif, Mizone berusaha keluar dengan kampanye berupa testimonial yang disebut “Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu”. Konsumen dipiih secara acak untuk minum Mizone selama 8 hari. Kemudian, merekam aktivitas minimal 5 menit setiap hari setelah minum Mizone. Dari event itu, Mizone berhasil membuat 12 versi iklan dengan 3 konsumen berbeda. Langkah ini mampu meningkatkan interaktivitas dan customer engangement antara konsumen dengan Mizone. Memasuki Juni 2008, Mizone tetap fokus untuk mengomunikasikan benefit-nya. Kali ini, dengan menggunakan karakter animasi untuk memvisualisasikan tiga aspek benefit produknya: mibody (stamina), mimind (konsentrasi), dan mimood (semangat).
Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TVC), radio, media cetak, dan media luar ruang. Dilihat dari belanja iklannya, Mizone tergolong paling agresif dibanding produk istonik lainnya seperti Powerade dan ProSweat. Menurut data Nielsen Media Research, tahun 2006 Mizone membelanjakan bujet iklan sebesar Rp 46,099 miliar, sementara Powerade Rp 34,095 miliar, dan ProSweat Rp 20,521 miliar (ad spend tersebut dihitung berdasarkan rate card media, tidak termasuk diskon atau tarif paket). Nielsen Media mencatat pada 2008 belanja iklan produk ini mencapai Rp 105,5 miliar. Angka ini turun tipis dibanding belanja iklan di tahun 2007 sebesar Rp 119,3 miliar. Bandingkan dengan Pocari, yang tahun lalu hanya Rp 46,73 miliar, Vitazone Rp 29,14 miliar (turun dari tahun 2007 yang sebesar Rp 33,46 miliar), serta Powerade yang tahun 2008 belanja iklannya Rp 32,82 miliar (juga turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 53,86 miliar).



CASE STUDY
Penyerangan produk kompetitor terhadap Mizone karena tidak mencantumkan salah satu kandungan bahan pengawet (Natrium benzoat) dihadapi dengan langkah marketing yang strategis. Saat itu, beredar isu bahwa kandungan bahan pengawet dalam Mizone membahayakan kesehatan (menyebabkan penyakit lupus) . Sampai-sampai produk kompetitor menayangkan iklan yang berisi pernyataan “Minuman kesehatan kok mengandung bahan pengawet yang membahayakan kesehatan?”. Padahal tidak demikian kenyataannya. Kadar aman menurut Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 adalah natrium benzoat 600 mg/liter, dan kalium sorbat 1.000 mg/liter. Sementara kandungan kedua jenis bahan pengawet tersebut pada produk Mizone jauh di bawahnya, yaitu masing-masing 100 mg/liter. Jadi, sebenarnya tidak ada masalah dengan produk. Hanya pada labelnya yang kurang jelas sehingga produknya masih aman untuk dikonsumsi.



Upaya Mizone Menggapai Second Wind
Senin, 07 Juli 2008
Oleh : Taufik Hidayat
Akibat isu tak sedap, penjualan Mizone yang tengah meroket langsung terjungkal. Kini, Mizone berupaya bangkit kembali dengan lebih memberdayakan konsumennya. Sukseskah langkah yang ditempuhnya?
Menjelang tutup tahun 2006, tiba-tiba awan hitam menggelayut di PT Tirta Investama (TI). Perusahaan yang melegenda berkat kepeloporannya di kategori produk air minum dalam kemasan di Tanah Air ini dipaksa menarik produk yang belum lama mereka luncurkan, Mizone. Produk yang bermain di kategori minuman isotonik ini dianggap menyalahi aturan karena tidak mencantumkan salah satu bahan pengawet yang digunakannya pada label kemasan produknya.
Penarikan Mizone dari pasaran mengundang berbagai kontroversi. Ada yang menyebut bahwa isu tersebut sengaja dibesar-besarkan oleh kompetitornya. Maklumlah, sejak diluncurkan pada akhir 2005, penjualan Mizone terus meroket. Bahkan, produk ini juga berhasil menambah akselerasi pertumbuhan kategori minuman isotonik yang kala itu tengah mengalami pertumbuhan yang sangat baik.
Namun, terlepas dari berbagai kontroversi tersebut, Direktur Pemasaran Mizone, Danone Aqua TI, Yohanes Pauly, mengakui adanya faktor human error dalam pembuatan label pada kemasan Mizone. Dia menjelaskan, kadar aman menurut Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 adalah natrium benzoat 600 mg/liter, dan kalium sorbat 1.000 mg/liter. Sementara kandungan kedua jenis bahan pengawet tersebut pada produk Mizone jauh di bawahnya, yaitu masing-masing 100 mg/liter. “Jadi, sebenarnya tidak ada masalah dengan produk. Hanya pada labelnya yang kurang jelas. Tetapi, produknya dijamin aman untuk dikonsumsi,” ujar Pauly menegaskan.

Apa pun alasannya, nasi sudah menjadi bubur. TI harus melaksanakan kewajibannya menarik produk dari pasaran. Kendati dibutuhkan usaha luar biasa besar, karena distribusi produk ini sudah sangat meluas ke seluruh Indonesia, TI mencoba konsekuen. Tak sampai satu bulan, peredaran Mizone berhasil dihentikan.
Berhentikah Mizone beroperasi? Jelas tidak!. Menurut Pauly, sejak hadir di pasaran, Mizone menawarkan sesuatu yang baru. Produk ini merupakan minuman isotonik pertama yang memosisikan diri sebagai “everyday restoration drink”. “Produk ini memang bukan untuk pengobatan, tapi sangat baik untuk kesehatan, karena mengandung banyak vitamin,” ujarnya. Sehingga, Mizone tidak memosisikan dirinya sebagai produk farmasi. Ia pun sengaja menggunakan flavor buah sebagai varian rasa.
Menurut mantan manajer merek PT Unilever Indonesia ini, sebagai produk minuman isotonik yang datang belakangan, Mizone memang harus menawarkan sesuatu yang berbeda. Mengapa? ”Agar konsumen dengan cepat mengenalinya,” Pauly menandaskan. Maka, selain menawarkan rasa dalam produknya, Mizone juga tampil dengan kemasan yang berbeda, yaitu dengan menggunakan kemasan berwarna biru dengan bentuk yang inovatif. “Kami adalah yang pertama yang menggunakan kemasan warna biru,” ujarnya lagi.
Selain dari sisi kemasan, Mizone juga menawarkan harga jual terjangkau, yaitu Rp 2.500/botol. Pauly mengatakan, dengan harga sebesar itu, value Mizone menjadi lebih tinggi. Strategi harga ini memang sengaja diambil untuk memberikan pilihan yang lebih beragam kepada konsumen.
Dengan berbagai keunggulannya itu, penjualan Mizone langsung meroket. Pauly mengatakan, sejak kehadiran Mizone, pasar isotonik yang tumbuh secara gradual sejak 10 tahun lalu, mendadak menjadi 400%. Mizone sendiri langsung meraih pangsa pasar yang cukup besar. “Pada saat peluncurannya, Mizone menciptakan hasil sangat fenomenal,” ungkapnya tanpa bersedia merinci lebih lanjut.
Pauly menyebutkan, Mizone ingin terus menjadi leading brand yang tidak hanya memperbesar pasar isotonik, tapi juga menjadi inovatif brand dan tidak membatasi diri dalam kategori isotonik. “Kami ingin dilihat sebagai everyday restoration drink.”
Dia mengatakan, selain produk, faktor lain yang membuat Mizone dengan cepat diterima pasar adalah edukasi yang dilakukan TI. Setelah meluncurkan produk, TI sangat gencar menjalankan komunikasi lini atas, khususnya di televisi. Berdasarkan pantauan Nielsen Media Research, belanja iklan Mizone sepanjang 2006 tergolong yang terbesar di kategorinya, yaitu Rp 46,1 miliar.
Faktor lain, Mizone adalah produk Danone Aqua yang dikenal sangat kuat dalam hal distribusi. Hal ini, menurut Pauly, juga menjadi faktor penentu sehingga Mizone menjadi meteoric brand, karena sebagian besar distribusi Mizone disertakan bersama produk AMDK Aqua. “Distribusi yang dalam dan merata merupakan salah satu keuntungan yang kami miliki,” ujarnya.
Menurut pengamat pemasaran yang juga konsultan OctoBrand, Sumardy, total offering Mizone merupakan value-for-money product yang memiliki sisi kepraktisan dibandingkan produk isotonik yang ada saat ini. Dengan kemasan botol yang menawarkan volume lebih banyak dan juga praktis karena masih bisa dibawa kemana-mana tentunya memberikan nilai tambah bagi pelanggan “Selain itu, taste yang ditawarkan Mizone juga cukup friendly bagi pelanggan, cukup berbeda dengan taste yang dimiliki minuman isotonik lainnya,” ujarnya.

Sumardy berpendapat, salah satu faktor yang membuat Mizone dengan cepat meroket adalah produk ini masuk pada saat yang tepat. Pasar telah teredukasi dengan baik tentang produk-produk health drink sehingga tidak perlu menghabiskan biaya pemasaran terlalu banyak untuk mengedukasi pelanggan.
Sayang, ketika sedang mengalami pertumbuhan yang sangat fantastis, Mizone harus berhubungan dengan isu bahwa produk ini dapat menimbulkan penyakit lupus. Ini jelas pukulan telak bagi TI. Apalagi pada saat yang bersamaan, beberapa produk baru mulai masuk ke kategori minuman isotinik ini. Dan ini pun berdampak terhadap penjualan Mizone. “Memang saat itu kami mengalami penurunan penjualan,” ujar Pauly mengakui.

Tak mau tenggelam dalam masalah, Pauly mengatakan, guna menetralisasi pasar, TI pun menggelar berbagai aktivitas yang sifatnya mengedukasi pasar tentang kondisi yang sebenarnya terjadi pada Mizone. “Kami berusaha menyampaikan informasi yang benar,” ujarnya. Setelah itu, TI pun meluncurkan varian baru untuk melengkapi dua varian yang sudah meluncur sebelumnya. “Ini untuk membuktikan bahwa Mizone adalah brand yang tetap hidup, aktif dan inovatif.”
Sumardy menyebutkan, apa yang dialami Mizone sebenarnya juga dialami banyak produk lain. Indonesia adalah negara yang senang "menerima" rumor dengan cepat dan biasanya rumor itu lebih gampang tersebar, disukai media, dan dicintai pelanggan. Sehingga, rumor yang menimpa sebuah produk dengan gampang menjadi berita yang berkembang tanpa diketahui tingkat kebenarannya “Jadi, sebenarnya bukan kesalahan Mizone, tapi merupakan faktor makro dari industri dan pasar yang memang di luar kendali brand yang bersangkutan yang pada akhirnya dapat memengaruhi image merek yang sedang diisukan,” katanya.

Yang dialami Mizone, menurut Sumardy, jauh lebih ringan, karena pada dasarnya produk ini tidak bermasalah. Hanya saja, karena rumor sudah berkembang, memang sulit dihentikan. “Bad news is good news,” ujarnya.
Dia mengatakan, langkah recovery yang dilakukan Mizone sudah cukup bagus dengan langsung menarik produk dan menggantinya dengan produk yang telah direvisi. Dengan kata lain, Mizone tidak membiarkan produknya kosong di pasar dan tetap mempertahankan availability dan juga terlihat menghindari perdebatan. “Memang seharusnya isu tersebut tidak terus dilawan, karena akan semakin berkembang.”
Ungkapan Sumardy boleh jadi benar. Pasalnya, jika kontroversi ini terus berlanjut, isu pun akan semakin kencang berembus. Hal ini seperti disadari betul oleh TI. Karena itu, TI tidak memberikan perlawanan berarti ketika isu tersebut berembus kuat. Bahkan, ketika ada pemain lain yang mengambil keuntungan dari kejadian tersebut, TI pun tidak bereaksi berlebihan.

Terbukti, kepercayaan konsumen terhadap Mizone tidak sepenuhnya luntur. Walau sempat mengalami masa sulit, dengan cepat Mizone bisa melakukan recovery. “Awalnya, sempat ragu juga untuk minum Mizone lagi, tapi ternyata memang tidak ada masalah dengan produknya,” ujar Ronny, konsumen yang mengaku sangat menyukai rasa lemon yang ditawarkan Mizone.
Ronny menuturkan, selain rasa, harga yang ditawarkan Mizone juga menjadi salah satu pertimbangannya memilih produk ini. Pasalnya, harga jual Mizone terpaut cukup signifikan dengan produk pesaingnya.
Selesai dengan permasalahan isu bahan pengawet, TI kembali menambah akselerasi Mizone. Pauly mengatakan, memasuki tahun 2008, strategi pemasaran Mizone diarahkan untuk mengomunikasikan benefit produk. Dari sisi kreatif, Mizone berusaha keluar dengan kampanye berupa testimonial yang disebut Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu. Lewat kampanye ini, Mizone menantang semua target pasarnya untuk minum Mizone selama 8 hari dan merasakan manfaat menjadi 100% kamu.
Berbeda dari iklan testimonial lainnya, TI berinovasi dengan memberikan kamera video kepada konsumen yang terjaring secara acak. Mereka diminta merekam apa yang mereka rasakan setelah minum Mizone selama 8 hari. “Setiap hari mereka diminta merekam selama lima menit, kapan pun di mana pun,” ujar Pauly.
Hasil rekaman tersebutlah yang kemudian dijadikan sebagai materi iklan yang ditayangkan di televisi. Lewat program ini, TI berhasil membuat 12 versi iklan dari tiga konsumen yang berbeda. “Dari sudut pandang periklanan, mungkin iklan tersebut jelek, karena banyak rekaman yang goyang. Tapi kami melihat unsur orisinalitasnya. Itu realitas yang ada pada konsumen.”

Menurut Sumardy, aktivitas ini tergolong kreatif dan penuh terobosan. Ini merupakan usaha Mizone untuk menutupi kelemahan yang sering dialami sebuah iklan di mana konsumen hanya bersifat pasif dan tidak terjadi interaktivitas. Iklan testimoni akan lebih meningkatkan kredibilitas produk dan interaktivitas dengan pelanggan. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap iklan dan kelebihan yang ditawarkan Mizone. “Ini lebih merupakan bagian untuk meningkatkan consumer engagement dengan brand karena pelanggan terlibat dalam proses penceritaan iklan Mizone,” ujarnya.

Selain iklan testimonial, Mizone juga rajin menggelar aktivasi di berbagai pusat keramaian. Caranya, dengan mengajak konsumen mengecek apakah mereka sudah jadi 100% dari diri mereka sendiri, yaitu dengan menggunakan game yang memang dibuat secara khusus. “Kami berusaha menerapkan 360 degrees integrated marketing activities untuk Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu,” kata Pauly.
Tak berhenti sampai di situ, TI pun merombak struktur organisasinya. Pauly yang awalnya menduduki posisi Direktur Pemasaran-Pengembangan Produk Baru ditugaskan sebagai Direktur Pemasaran Mizone. Ini tak lain agar ia lebih fokus untuk mengembangkan merek ini, karena dianggap punya potensi yang sangat besar.
Langkah ini tergolong tepat. Pertumbuhan penjualan Mizone telah kembali ke jalur yang benar. Bahkan, Pauly mengklaim penjualan Mizone sejak beberapa bulan lalu jauh lebih baik ketimbang sebelum beredar isu bahan pengawet. “Kategori ini terus tumbuh. Dan kami berhasil meraih pertumbuhan jauh di atas pertumbuhan kategori,” ujanya tanpa bersedia berbicara soal angka.
Pauly mengatakan, pihaknya banyak belajar dari konsumen, baik melalui riset konsumen maupun testimoni. Memasuki Juni 2008, Mizone tetap fokus untuk mengomunikasikan benefit-nya. Kali ini, dengan menggunakan karakter animasi buat memvisualkan tiga aspek benefit produknya: mibody (stamina), mimind (konsentrasi), dan mimood (semangat). “Tiga benefit tersebut merupakan apa yang dirasakan konsumen dari produk ini, sesuai dengan hasil riset yang kami lakukan,” ungkapnya.



Mizone Ditarik, Tapi Aman Dikonsumsi
Jakarta, KCM - PT Tirta Investama tetap menarik minuman isotonik Mizone dari pasaran karena kekuranglengkapan informasi pada label kemasan. Namun konsumen tak perlu cemas, karena minuman ini tetap aman dikonsumsi.
Dalam keterangan kepada pers di sebuah hotel Jakarta, Rabu (6/12), PT Tirta Investama melalui Marketing Director, Didi Nugrahadi menyesalkan terjadinya kesalahan prosedur dalam pencantuman nama bahan pengawet pada label kemasan minuman isotonik tersebut.
PT Titra Investama juga membantah isu yang beredar luas di masyarakat bahwa produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit lupus. "Informasi yang menyatakan produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan adalah tak benar dan menyesatkan konsumen. Penarikan ini dilakukan karena adanya kesalahan dalam pencantuman label, di mana hanya tertera satu dari 2 nama bahan pengawet yang dipergunakan. Kami menyesalkan terjadinya misinformasi soal produk ini, tetapi kami tidak memiliki maksud-maksud tertentu apalagi untuk melakukan kebohongan publik," ungkap Didi Nugrahadi.
Didi mengakui, label kemasan Mizone memang hanya mencantumkan satu nama bahan pengawet, yakni Kalium Sorbat dengan konsentrasi 100 mg/liter. Sedangkan bahan pengawet lainnya, Natrium Benzoat (100 mg/liter), tidak terdapat pada label kemasan. "Kami saat ini tengah melakukan penelitian secara internal mengapa hal ini bisa terjadi. Prosesnya memang belum selesai, jadi kami tak bisa menjelaskannya sekarang. Namun yang pasti kami akan melakukannya dengan hati-hati," tambah Didi.
Label kemasan baru lebih lengkap
Didi menerangkan pula bahwa sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk Mizone tetap ditarik dari pasaran. Penarikan ini diharapkan akan tuntas pada 12 Desember mendatang. Selanjutnya, PT Titra Investama akan memasarkan Mizone dengan label kemasan baru yang lebih lengkap.
"Proses penarikan ini akan berjalan secara simultan. Kami saat ini memiliki 30 depo, 50 distributor dan sekitar 1 juta pengecer yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun konsumen tak perlu khawatir karena meskipun Mizone dengan label lama masih beredar, produk ini tetap aman dikonsumsi," katanya.
"Kami juga telah memperoleh persetujuan dari BPOM untuk pencantuman label yang baru. Mizone dengan kemasan baru sudah diproduksi dan dapat diperoleh konsumen paling lambat minggu depan," ungkapnya lagi.
Alami kerugian
Pemberitaan miring tentang Mizone memang sempat merebak dalam dua pekan terakhir. Informasi awal di antaranya disampaikan oleh KOMBET (Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet) yang menyatakan bahwa bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat berbahaya untuk digunakan dalam produk minuman isotonik.
Informasi ini menurut Didi bertolak belakang dengan keputusan BPOM yang sudah sejak lama menetapkan dua bahan pengawet ini sebagai zat yang aman untuk kesehatan melalui peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/IX/88.
Didi menerangkan pihaknya mengalami kerugian besar akibat beredarnya isu tersebut. Kerugian ini tidak hanya dialami oleh produsen namun juga di tingkat pengecer. "Banyak pihak yang dirugikan oleh isu tak benar ini. Namun kerugian terbesar buat kami adalah rusaknya nama baik Mizone. Penurunan angka penjualan pasti ada, tapi kami belum memiliki datanya. Kami mendapat informasi dari pedangan asongan, biasanya mereka bisa menjual hingga 3 dus sehari, kini hanya bisa menjual hingga setengahnya saja," terang Didi.



Mizone Ditarik dari Pasaran, Label Diganti
Jakarta - PT Tirta Investama selaku produsen minuman Mizone mengaku hanya mencantumkan 1 dari 2 bahan pengawet dalam label kemasaan. Produk Mizone pun akan ditarik dari pasaran. "Kita akan menarik produk kita sesuai dengan tenggang waktu yang disesuaikan BPOM. Kita akan ganti labelnya dan akan mencantumkan dua bahan pengawet di produk itu," kata Direktur Marketing PT Tirta Investama Didi Nugrahadi dalam jumpa pers di Hotel Shangri-La, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2006). Menurut dia, penarikan membutuhkan waktu lama. "Sebab kita punya 30 depo, 50 distributor dan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Jadi kalau misalkan masyarakat menemukan produk itu dengan label lama setelah tenggang waktu 12 Desember, diminum saja itu aman," ujarnya. Didi membantah bahan pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit lupus. "Tidak ada satu pun uji klinis yang membuktikan itu. Untuk kadar aman menurut Permenkes nomor 722/Menkes/IX/88 natrium benzoat 600 miligram per liter, dan kalium sorbat 1000 miligram per liter. Di produk kita natrium benzoat dan kalium sorbat masing-masing 100 miligram per liter," terang Didi. Dikatakan Didi, ada indikasi persaingan bisnis yang tidak sehat dengan munculnya iklan yang mengatakan dua jenis pengawet itu berbahaya. Namun Didi menolak merinci iklan yang dimaksudnya. Mizone merupakan salah satu minuman yang hanya mencantumkan 1 dari 2 bahan pengawet yang digunakan dalam produknya. Dalam label hanya dicantumkan bahan pengawet Kalium Sorbat. Padahal Mizone juga menggunakan bahan pengawet natrium benzoat. Mencium hal itu, BPOM meminta produk Mizone ditarik dari pasaran dalam tempo 2 minggu sejak 28 November hingga 12 Desember. Labelnya pun harus diganti.



Produk Mizone Mulai Ditarik dari Pasaran
JAKARTA--MIOL: Produsen Mizone mulai menarik produk minuman mereka dari pasaran untuk menggantinya dengan kemasan baru. Kemasan baru akan menyebutkan kandungan bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat dalam minuman itu.
Hal itu menyusul pernyataan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) yang menyebutkan produk minuman tersebut melanggar ketentuan pelabelan. Sebab, komposisi bahan kandungan yang tertera di label produk tidak sesuai dengan yang disebutkan saat mengajukan izin peredaran.
"Saat ini, pihak distributor dan pemasaran kami di seluruh Indonesia sudah melakukan hal ini (penarikan produk). Namun seandainya masih ditemui produk-produk minuman Mizone, kami jamin produk itu aman untuk dikonsumsi," kata Marketing Director PT Tirta Investama (produsen produk minuman Mizone) Didi Nugrahadi di Jakarta, Rabu (6/12).
Itu sesuai dengan surat edaran Badan POM yang menyebutkan, Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat merupakan bahan tambahan pengawet yang diizinkan digunakan dalam makanan dan minuman, serta aman dikonsumsi apabila digunakan sesuai dengan aturan penggunaan.
Didi melanjutkan, tidak dicantumkannya kandungan Natrium Benzoat pada kemasan lama bukan sebagai bentuk pembohongan publik dari produsen. Pihaknya pun menyesali dan akan melakukan penelitian secara intensif terkait tidak dicantumkannya kandungan itu dalam labelisasi kemasan lama.

Menyesatkan
Terkait dengan kandungan pada Mizone kemasan baru, Didi mengatakan tetap akan menggunakan kedua bahan pengawet tersebut. Sebab, pengujian Badan POM membuktikan bahwa kedua bahan pengawet itu aman untuk kesehatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 722/Menkes/IX/1988.
"Bahkan, kedua bahan pengawet tersebut telah digunakan secara luas dalam berbagai produk makanan dan minuman di Indonesia maupun mancanegara, sejak 50 tahun yang lalu," jelas Didi.
Karena itu, dia menyesali merebaknya informasi dan iklan yang menyesatkan masyarakat tentang bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat yang menyebutkan kandungan kedua bahan pengawet tersebut dapat membahayakan kesehatan.
Selain itu, pernyataan dan iklan tersebut tidak didukung dengan bukti ilmiah, yang mengklaim Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat adalah berbahaya dan menyebabkan penyakit lupus.
"Ini sama sekali tidak benar, tidak bertanggung jawab dan tidak didukung bukti-bukti ilmiah sehingga menyesatkan konsumen," ujar Didi.
Ia juga membantah adanya penarikan produk minuman Mizone karena produknya berbahaya. "Ini tidak benar, karena Badan POM meminta kepada kami untuk mengganti label kemasan lama dengan label kemasan baru."
Dari Bandung, Jawa Barat (Jabar), diberitakan, lima produk minuman ringan yang diminta Badan POM untuk ditarik dari pasaran, yaitu Mizone, Zporto, Jungle Juice, Mogu-Mogu, dan Zestea masih dijual bebas di sana.
"Masih banyak dijual bebas, dan belum terlihat produsen menarik lima merek minuman ringan itu. Seharusnya, produsen mulai bertahap menarik produknya, dan tidak harus menunggu batas akhir sepekan mendatang," kata Kepala Balai Besar POM Bandung, Djoko Sunarjo.
Sementara itu, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat, Hendri Hendarta, menjanjikan dalam dua hari ke depan seluruh produk lima merek minuman tidak akan ditemui lagi dijual di supermarket. Para pengusaha supermarket sudah berinisiatif untuk melakukannya sendiri.
"Seluruh produk akan dikembalikan ke produsen. Kita sudah sepakat, tidak menjual produk yang dilarang," tandasnya.



Langkah – langkah Yang Ditempuh Oleh Mizone Untuk Mengembalikan Image Produknya
Langkah recovery yang dilakukan Mizone cukup strategis dengan langsung menarik produk dan menggantinya dengan produk yang telah direvisi. Dengan kata lain, Mizone tidak membiarkan produknya kosong di pasar dan tetap mempertahankan availability dan juga terlihat menghindari perdebatan akibat munculnya isu yang tidak benar. Isu negatif yang melanda Mizone tidak terus dilawan, tapi disikapi dengan tindakan yang dapat mengembalikan trust konsumen. Komunikasi pemasaran yang dilakukan Mizone semakin gencar dengan memberi edukasi konsumen melalui media TV, koran, maupun sponsorship. Sehingga tahun 2006 Mizone membelanjakan 64,1 M (terbesar dibandingkan produk minuman isotonik lainnya saat itu) untuk kampanye produknya (Hidayat, 2008). Strategi yang dilakukan Mizone berhasil sehingga pada tahun yang sama dapat mengembalikan image produk pada jalur yang sesuai. Bahkan pada Juni 2008 Mizone meluncurkan varian baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional.. Selesai dengan isu bahan pengawet, pada tahun 2008, promosi Mizone diarahkan pada pendekatan interaktif terhadap konsumen melalui pogram “Tantangan Mizone jadi 100% Kamu” dan karakter animasi mibody (stamina), mimind (konsentrasi), dan mimood (semangat) yang mencerminkan sisi manfaat mengkonsumsi Mizone. Bahkan saat ini mizone berupaya memposisikan produknya sebagai “everyday restoration drink”, artinya minuman yang baik dikonsumsi setiap hari untuk kesehatan. Langkah promosi Mizone inilah yang menjadikan produknya kembali menjadi pilihan konsumen.



MEDIA RELATIONS-MIZONE

Latar Belakang
Pada waktu sebelumnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengadakan pertemuan dengan Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet (Kombet) untuk membahas mengenai minuman yang diduga mengandung bahan minuman yang memiliki komposisi yang tidak sesuai dengan bahan yang telah didaftarkan ke BPOM itu sendiri dan dianggap berbahaya bagi kesehatan masyarakat jika dikonsumsi secara terus menerus. Menurut pihak Kombet beberapa jenis minuman telah melanggar ketentuan pelabelan serta pencantuman kandungan bahan pengawet Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat. Oleh karena itu untuk menindaklanjuti hal ini, pihak BPOM mengadakan uji tes akan bahan kandungan dalam produk minuman. Uji tes telah dilakukan pada sembilan jenis minuman dari bebrapa kategori seperti minuman isotonik (pengganti cairan tubuh), jus, teh/kopi, dan tasted beverage berpengawet. Produk minuman yang dimaksud adalah Mizone, Zporto, Mogu-mogu, Jungle Jus, Zestea, Boyzone, Zegar Isotonik, Kopi Kap, dan Jolly Cool. Dari sembilan produk di atas, hanya lima produk yang akan dilakukan penarikan dari pasar, penggantian label, atau pemusnahan. Kelima produk itu adalah Mizone, Zporto, Mogu-mogu, Jungle Jus dan Zestea. Sedangkan keempat lainnya tidak ditindaklanjuti karena tidak terdaftar dalam database BPOM.
Berikut ini akan lebih dibahas secara rinci mengenai minuman Mizone. Seperti yang kita ketahui minuman Mizone mengalami suatu kasus yang menyebabkan produk tersebut ditarik dari pasaran karena diduga mengandung bahan pengawet yang berbahaya beberapa pihak. Kasus yang terjadi adalah karena perusahaan hanya mencantumkan satu dari dua bahan pengawet yang digunakan dalam produknya. Menurut pernyataan dari pihak BPOM yang menyebabkan produk minuman tersebut melanggar ketentuan perlabelan. Sebab, komposisi bahan kandungan yang tertera di label produk tidak sesuai dengan yang disebutkan saat mengajukan izin peredaran. Dalam label hanya dicantumkan bahan pengawet Kalium Sorbat. Padahal Mizone juga menggunakan bahan pengawet Natrium Benzoat yang menurut beberapa pihak bahan tersebut dapat menyebabkan penyakit lupus. Sedangkan sebanyak 64,8 persen masyarakat itu sendiri tidak tahu jenis bahan pengawet seperti natrium benzoat.
Dalam menindaklanjuti kasus ini, pihak BPOM meminta produk Mizone ditarik dari pasaran dan labelnya pun harus diganti untuk merubah image buruk yang sudah terbentuk dalam benak masyarakat luas.Pada kenyataanya produk minuman Isotonik yang kami produksi yaitu Mizone,tidak menyebabkan penyakit Lupus seperti yang selama ini gencar diberitakan media.Hal tersebut juga kami buktikan dengan adanya surat Edaran dari Kepala BPOM yang akan kami sampaikan saat Press Conference.
Kami akan segera menarik produk kami sesuai dengan tenggang waktu yang disesuaikan BPOM. Kita akan ganti labelnya dan akan mencantumkan dua bahan pengawet di produk itu.
Tujuan
Untuk menjernihkan kesalahpahaman yang terjadi dalam masyarakat yaitu mizone sebagai penyebab penyakit lupus, kami dari pihak Mizone ingin memperbaiki image PT. Tirta Investama yang turun akibat masalah ini. Selain itu juga kami ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap produk kami dan meningkatkan angka penjualan kami yang sempat menurun akibat masalah ini.
Strategi Media Relation
Press Release
Ditujukan kepada masyarakat yang akan dimuat pada media-media. Kami juga akan memberikan press release ini kepada wartawan-wartawan yang akan diundang. Dalam press release ini kami akan memuat pernyataan dalam Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 adalah natrium benzoat 600 mg/liter, dan kalium sorbat 1.000 mg/liter. Sementara kandungan kedua jenis bahan pengawet tersebut pada produk Mizone jauh di bawahnya, yaitu masing-masing 100 mg/liter.
Press Conference
Kami mengadakan press conference ini dengan tujuan agar dapat mengklarifikasikan masalah mengenai Mizone yang telah beredar di dalam masyarakat. Kami ingin membuktikan bahwa rumor yang beredar itu tidak benar. Rumor itu hanya isu belaka yang ingin menjatuhkan perusahaan kami.
Press Gathering
Kami membangun relasi dengan beberapa media massa dengan melakukan kegiatan rekreasi bersama beserta keluarga mereka di beberapa tempat rekreasi. Ini ditujuan agar perusahaan kami dapat menjalin relasi yang baik dengan pihak pers sehingga jika di kemudian hari nanti ada isu yang kurang baik tentang perusahaan kami, mereka akan membantu kami untuk mengatasi isu itu dengan mencari tahu yang sebenarnya.
Press Visit
Kami mengundang wartawan dari beberapa media untuk datang mengunjungi pabrik kami untuk melihat secara langsung proses pembuatan minuman Mizone. Selain itu juga disini kami memberikan minumanMizone kepada tiap wartawan.
Press Release
BERITA DARI PT TIRTA INVESTAMA
PRESS RELEASE
MIZONE AMAN DIKONSUMSI
PT.Tirta Investama telah meproduksi minuman Isotonik,Mizone yang memiliki aneka rasa sejak tahun 2006.Mizone merupakan minuman penambah konsentrasi yang tidak menyebabkan munculnya penyakit berbahaya seperti Lupus.Di tahun 2008 Mizone mengganti labelnya dengan label baru.
Yohanes Pauly,Marketing Director PT Tirta Investama dalam Press Conference menyatakan “Bahan pengawet yang terkandung dalam Mizone telah diperiksa oleh BPOM dan tidak menyebabkan Penyakit Lupus seperti yang selama ini diisukan.Kami berharap dengan adanya pencantuman Label baru ini,masyarakat tidak perlu merisaukan berita yan tak ada buktinya.Mizone sejak dulu hingga kini tetap aman dikonsumsi.”
Mizone sebagai minuman Isotonik memiliki kualitas yang baik.Penjualan Mizone sejak tahun 2006 dapat mengalahkan para pesaingnya dengan inovasi sendiri.Mizone juga memiliki berbagai rasa buah baru.
PT.Tirta Investama adalah perusahaan yang telah berdiri selama 35 tahun dan memiliki lebih dari 14 anak perusahaan.Sejak bergabung dengan Danone,nama perusahaan yang memiliki tempat produksi di Jakarta ini telah menjadi lebih terkenal.Mizone merupakan salah produk andalannya. PT.Tirta Investama merencanakan akan memproduksi rasa baru Mizone atas permintaan masyarakat.
ENDS
Rina Rossandi, Press Officer
PT.Tirta Investama
081806557689

Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk kami,silahkan hubungi:

Jecika Adam Tel:(021)5455565 Customer Service Manager Fax:(021)5455564
PT. Tirta Investama
Pulogadung Tanggal:14 Januari 2009
Jakarta Ref:Tirta 035/RR

Rencana 6 bulan
1. Januari: Menarik produk Mizone dari pasaran.
Produk Mizone yang lama ditarik dari pasaran untuk digantikan label yang baru sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh BPOM.
2. Februari: Mengganti label Mizone, memproduksi Mizone dengan label baru
Pada bulan ini kami akan memproduksi label baru untuk produk Mizone dengan mencantumkan bahan yang belum dicantumkan agar masyarakat dapat merasa tenang untuk mengkomsumsinya.
3. Maret: Press Visit ke PT.Tirta Investama, membuat Press Release, Press Conference
Setelah label Mizone diganti dengan label yang baru, maka kami akan mengundang wartawan yang telah ada di daftar kami untuk melakukan kunjungan ke pabrik pembuatan Mizone, agar melalui pers masyarakat mengetahui bahwa kandungan di dalam Mizone aman untuk dikonsumsi, tidak seperti perkiraan masyarakat sebelumnya bahwa Mizone mengandung bahan yang berbahaya. Selain itu juga pers dapat turut serta ambil bagian dalam proses produksi ini. Di bulan ini juga, kami akan melanjutkan acara kami dengan melakukan press conference yang bertujuan menjelaskan kembali secara rinci mengenai produk Mizone ini agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas darimana asal Mizone ini serta kegunaannya. Kami juga akan melanjutkan sesi tanya jawab bagi pers jika dirasakan masih ada yang kurang jelas.

4. April: Membuat advertisement tentang Mizone berlabel baru, Mendistribusikan Mizone berlabel baru ke pasaran
Setelah acara press visit dan press conference, kami akan memulai membuat ads tentang label Mizone yang baru dibuat ini agar masyarakat di manapun bisa mengetahui kabar baik ini sehingga mereka dapat mengkonsumsi Mizone kembali. Adapun jalur above the line melalui televisi, radio dan print ad yang bertujuan membangun awareness Mizone di mata konsumen, dan kami juga akan memasang billboard di tempat-tempat yang strategis bisa di pinggir jalan, halte bus, maupun di badan bus-bus. Selain itu juga, di bulan ini kami akan mendistribusikan produk Mizone dengan label yang baru ke beberapa daerah seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Bali, Jogjakarta, dsb. Mizone juga mendistribusikan penjualannya kekota-kota kecil seperti Magelang, Malang, Balikpapan, Maluku, Kupang, Batam, dsb. Hal ini dilakukan mizone agar dapat merebut pasar di Indonesia hingga ke daerah kecil sekalipun.
5. Mei: Mendistribusikan Mizone berlabel baru ke pasaran
Sampai bulan ini, Mizone tetap akan melakukan distribusi sampai ke pelosok daerah terkecil sekalipun agar tidak ada satu daerahpun yang terlewatkan.
6. Juni: Melakukan kunjungan ke berbagai sekolah dan kampus di ibukota dan juga mensponsori Liga Basket Tingkat SMA
Mizone turut mengedukasi pasar dengan pesan: Mizone merupakan minuman yang membantu konsentrasi dan membuatmu jadi be 100%. Salah satu konsep yang diusung mizone adalah harmonisasi atau keseimbangan hidup, seperti halnya produk ini yang mampu memyeimbangkan kebutuhan tubuh manusia. Salah satu kampanye promosi yang mengusung konsep untuk membagi-bagikan mizone secara gratis dikalangan para pelajar, mahasiswa ataupun para profesional yang banyak melakukan aktivitas yang dapat menguras tenaga selama seharian beraktivitas diluar rumah.
Promosi lain, melakukan presentasi di lingkungan medis, sekolah dan klub olah raga. Termasuk, mensponsori kegiatan olah raga dan kesenian serta menyelenggarakan media gathering.

Mizone at Dunia Fantasi
Dufan, liburan, dan keramaian adalah tiga kata yang tidak dapat dilupakan. Karena itulah Mizone hadir ditengah kerumunan pengunjung yang sedang menikmati kunjungan mereka di wahana permainan Dunia Fantasi.
Mizone Goes to School and Campus
Pernahkah kamu melihat lapangan basket atau lapangan olahraga lainnya dihiasi oleh atribut mizone? Mizone hadir di berbagai kampus dan sekolah di Jakarta. Kami juga akan mensponsori Liga Basket Tingkat SMA dengan produk Mizone.
Mizone Roadshow Sampling
Event ini diadakan untuk memperkenalkan Mizone dengan label baru kepada para pelanggan di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Medan.



“MIZONE AMAN UNTUK DIKONSUMSI”
Saat ini merebak informasi dan iklan yang menyatakan bahwa Mizone mengandung zat-zat berbahaya termasuk natrium benzoate dan kalium sorbat. Mizone sebagai produsen minuman isotonik yang selalu mengutamakan kualitas dan keamanan produk, sangat menyesalkan adanya pernyataan-pernyataan dan iklan yang MENYESATKAN masyarakat tersebut.
Pernyataan dan iklan yang menyatakan bahwa natrium benzoate dan kalium sorbat berbahaya dan menyebabkab penyakit Lupus SAMA SEKALI TIDAK BENAR, TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, dan TIDAK DIDUKUNG OLEH BUKTI BUKTI ILMIAH.
Demikian pula mengenai informasi penarikan produk MIZONE dikarenakan produknya berbahaya adalah TIDAK BENAR. Penarikan produk MIZONE bukan karena isi produk, namun karena kesalahan pada label kemasan. Oleh karena itu berdasarkan persetujuan yang telah diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap label baru Mizone, kami telah memproduksi kemasan Mizone dengan label baru untuk memastikan konsumen mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya. Produk Mizone dengan label baru tersebut saat ini sudah mulai disebarluaskan.
Pada tanggal 9 Desember 2006, kepala BPOM Dr. Husniah R. Thamrin Akib. MS, Mkes, SpFK mengeluarkan Surat Edaran Nomor KH.00.01.234.2470 yang menyatakan bahwa sesuai dengan Permenkes No. 722/Menkes/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, bahwa natrium benzoat dan kalium sorbat diijinkan digunakan dalam makanan dan minuman serta aman dikonsumsi apabila digunakan sesuai dengan aturan penggunaan.
Seluruh bahan beserta jumlah pemakaiannya, termasuk pengawet yang digunakan pada Mizone dipastikan aman dan telah mengikuti kententuan BPOM RI.
Oleh karenanya, Mizone yang sudah mendapatkan persetujuan BPOM dengan BPOM RI MD 249213004552 (rasa Orange Lime) dan BPOM RI MD 249213003552 (rasa Passion Fruit), AMAN untuk dikonsumsi
Beberapa kajian ilmiah tentang natrium benzoat dan kalium sorbat
1 Pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat secara luas digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman di Indonesia maupun di mancanegara sejak lebih dari 50 tahun yang lalu.
2 FDA (Badan Administrasi Pangan dan Obat di Amerika Serikat), EU (Uni Eropa), FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB), WHO (Badan Kesehatan Dunia), serta Codex (Badan Standarisasi Pangan Internasional) yang menyatakan kedua pengawet tersebut AMAN digunakan dalam produk makanan dan minuman.
3 Kedua bahan pengawet tersebut tidak menumpuk di dalam tubuh karena bahan tambahan pangan ini dapat dinetralkan dan dibuang melalui proses ekskresi (pembuangan melalui urine, keringat). (Winarno, 1997)
4 Pengawet tersebut secara alami terdapat dalam rempah-rempah (misalnya cengkeh, kayu manis) dan juga terdapat dalam buah-buahan misalnya strawberry dan apel. (Larry Branen, et. Al., 1993)

Berdasarkan penjelasan diatas, jelas Mizone Aman Untuk Dikonsumsi.
Mizone dapat dikonsumsi seperti biasa tanpa harus merasa khawatir karena isu–isu yang ada.
So, be 100% to information!



PROBLEM SOLVING
• Time Context : November 2006
• View Point : Bagian produksi divisi packaging
• Central Problem : Mizone hanya mencantumkan 1 dari 2 jenis bahan pengawet yang digunakan pada label kemasannya.
• Objectives
Must: Mengklarifikasikan mengenai masalah yang sesungguhnya terjadi pada masyarakat.
Want: Mengembalikan image dan nama besar perusahaan serta merebut kembali market share yang sempat turun.
• Area of Consideration
Internal: Memperketat pengawasan dan control terhadap bagian produksi divisi packaging serta memperketat Quality Control.
Eksternal: menjadi sponsor dalam beragam kegiatan olahraga nasional dan membuat iklan promosi baru Mizone.
• Alternatives Course of Action
1. Mengembalikan image dan kepercayaan konsumen terhadap produk Mizone dengan jalan menarik produk Mizone dari pasaran. Produk Mizone yang lama ditarik dari pasaran untuk digantikan label yang baru sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh BPOM. Setelah itu membuat Press Conference dan Press Release untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada masyarakat. Kemudian langkah terakhir ialah membuat iklan promosi dengan tema baru.
2. Menghentikan sementara kegiatan produksi Mizone.
3. Memproduksi Mizone dengan rasa dan formula baru.
Alternative Course of Action No. 1
• Action Plans
1. Melakukan presentasi di lingkungan medis, sekolah atau universitas dan dunia olah raga mengenai produk Mizone.
2. Melakukan kunjungan ke berbagai sekolah dan kampus untuk melakukan kegiatan promosi.
3. Mensponsori berbagai kegiatan olahraga, gathering dan kegiatan outdoor berskala nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar